Kamis, 18 Desember 2014

produksi teks

Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04

Teks Diskusi
Dampak Penggunaan Internet

            Internet adalah salah satu media soaial yang saat ini berkembang di dunia. Banyak orang di dunia ini yang menggunakan internet dalam kehidupan mereka.
            Sebagian orang menyetujui penggunaan internet, karena internet mempunyai banyak keuntungan. Dengan menggunakan Internet kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia dan dengan menggunakan internet kita dapat memperoleh atau bertukar informasi apa saja yang kita inginkan.
            Internet telah banyak membantu kita untuk memperoleh informasi dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah.  Dengan memanfaatkan internet kita dapat mengetahui beberapa informasi yang sebelumnya belum kita ketahui. Selain itu, dengan menggunakan internet kita dapat berkomunikasi dengan teman-teman atau saudara-saudara kita yang berada di tempat jauh.
            Tapi sebagian orang tidak menyetujui dengan adanya internet, terutama bagi anak-anak. Banyak situs porno yang berada di internet, sehingga tidak baik untuk perkembangan anak. Selain itu, banyak juga terjadi penipuan akibat penggunaan internet. Hal ini sering terjdi pada salah satu media sosial yaitu facebook, banyak kasus-kasus penipuan dan penculikan dari orang-oarang yang baru kita kenal di facebook.
            Internet memiliki bnyak keuntungan dan kerugian bagi kita. Semua itu bergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita harus menggunakan secara bijak agar memperoleh manfaat yang baik dari internet.











Teks Diskusi

Struktur
Judul: …

Isu
Internet adalah salah satu media soaial yang saat ini berkembang di dunia. Banyak orang di dunia ini yang menggunakan internet dalam kehidupan mereka.


Argumentasi mendukung
Sebagian orang menyetujui penggunaan internet, karena internet mempunyai banyak keuntungan. Dengan menggunakan Internet kita dapat berkomunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia dan dengan menggunakan internet kita dapat memperoleh atau bertukar informasi apa saja yang kita inginkan.
Internet telah banyak membantu kita untuk memperoleh informasi dalam mengerjakan tugas-tugas kuliah.  Dengan memanfaatkan internet kita dapat mengetahui beberapa informasi yang sebelumnya belum kita ketahui. Selain itu, dengan menggunakan internet kita dapat berkomunikasi dengan teman-teman atau saudara-saudara kita yang berada di tempat jauh.


Argumentasi menentng
Tapi sebagian orang tidak menyetujui dengan adanya internet, terutama bagi anak-anak. Banyak situs porno yang berada di internet, sehingga tidak baik untuk perkembangan anak. Selain itu, banyak juga terjadi penipuan akibat penggunaan internet. Hal ini sering terjdi pada salah satu media sosial yaitu facebook, banyak kasus-kasus penipuan dan penculikan dari orang-oarang yang baru kita kenal di facebook.


Rekomendasi/ Simpulan
Internet memiliki bnyak keuntungan dan kerugian bagi kita. Semua itu bergantung bagaimana kita menggunakannya. Kita harus menggunakan secara bijak agar memperoleh manfaat yang baik dari internet.






rekonstruksi teks

Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04



Teks Report

Teks asli:
Kanguru

Kanguru adalah binatang yang hanya ditemukan di Australia, Meskipun dia memiliki kerabat yang lebih kecil yang disebut Wallaby, yang hidup di pulau Tasmania Australia dan juga di New Gunea.
Kanguru makan rumput dan tanaman. Mereka memiliki dua kaki depan yang pendek, tetapi memiliki kaki belakang yang sangat panjak dan kuat dan juga memiliki ekor. Semua itu digunakan untuk duduk dan untuk melompat. Kanguru telah dikenal suka membuat lompatan ke depan lebih dari delapan meter, dan melompati pagar lebih dari tiga meter. Mereka juga bisa berlari pada kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam.
Jenis kanguru terbesar adalah Great Grey Kanguru (Kanguru Abu-abu Besar) dan Red Kangaroo (kanguru Merah). Kanguru dewasa tumbuh dengan panjang 1,60 meter dan berat lebih dari 90 kilogram.
Kanguru adalah jenis hewan Marsupial. Yang berarti bahwa kanguru betina memiliki kantong luar di bagian depan tubuhnya. Seekor bayi kanguru ukurannya sangat kecil ketika lahir, dan merangkak sekaligus ke dalam kantong tersebut di mana anak kanguru menghabiskan lima bulan pertama kehidupannya.








REKONSTRUKSI:

Struktur
Judul: Kanguru

Pernyataan umum atau klasifikasi
          
Kanguru adalah binatang yang hanya ditemukan di Australia, Meskipun dia memiliki kerabat yang lebih kecil yang disebut Wallaby, yang hidup di pulau Tasmania Australia dan juga di New Gunea.


Anggota atau aspek yang dilaporkan
Makanan Kanguru adalah rumput dan tanaman. Kanguru memiliki dua kaki depan yang pendek, tetapi memiliki kaki belakang yang sangat panjang dan kuat dan juga memiliki ekor. Semua itu digunakan untuk duduk dan untuk melompat. Kanguru telah dikenal suka membuat lompatan ke depan lebih dari delapan meter, dan melompati pagar lebih dari tiga meter. Mereka juga bisa berlari pada kecepatan lebih dari 45 kilometer per jam.
Jenis kanguru terbesar adalah Kanguru abu-abu dan kanguru Merah. Kanguru dewasa tumbuh dengan panjang 1,60 meter dan berat lebih dari 90 kilogram.
Kanguru betina memiliki kantong luar di bagian depan tubuhnya. Seekor bayi kanguru ukurannya sangat kecil ketika lahir, dan merangkak sekaligus ke dalam kantong tersebut di mana anak kanguru menghabiskan lima bulan pertama kehidupannya.




produksi teks

Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04

Teks Eksplanasi

Banjir di Jakarta
Kota Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang selalu digenangi banjir setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena kesadaran masyarakatnya yang kurang peduli pada lingkungan.
Jakarta sebagai ibu kota belum bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, karena masih ditemukan banyak sampah yang berceceran baik di sepanjang tepi jalan, di selokan, maupun di sungai. Pembuangan sampah di sungai membuat sungai tersumbat sampah. Jika airnya melimpah, maka air akan keluar dari sungai karena sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah banyak.
Sampah-sampah yang berceceran tidak hanya menyebabkan banjir, tapi juga menyebabkan polusi udara, dan sampah yang berceceran di tepi jalan juga akan mengganggu para pengguna jalan.
Kepadatan penduduk di sekitar sungai juga dapat menghambat aliran.  Sehingga jika hujan turun dan airnya melimpah sungai tidak mampu menampung semua dan akhirnya air keluar dari sungai dan menyebabkan baanjir.












  

Struktur
Judul: Banjir di Jakarta

Pernyataan umum

Kota Jakarta adalah salah satu kota di Indonesia yang selalu digenangi banjir setiap tahunnya. Hal itu disebabkan karena kesadaran masyarakatnya yang kurang peduli pada lingkungan.


Urutan sebab akibat

Jakarta sebagai ibu kota belum bisa menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, karena masih ditemukan banyak sampah yang berceceran baik di sepanjang tepi jalan, di selokan, maupun di sungai. Pembuangan sampah di sungai membuat sungai tersumbat sampah. Jika airnya melimpah, maka air akan keluar dari sungai karena sungai tidak mampu menampung air dalam jumlah banyak.


Urutan sebab akibat


Sampah-sampah yang berceceran tidak hanya menyebabkan banjir, tapi juga menyebabkan polusi udara, dan sampah yang berceceran di tepi jalan juga akan mengganggu para pengguna jalan.


Urutan sebab akibat

Kepadatan penduduk di sekitar sungai juga dapat menghambat aliran.  Sehingga jika hujan turun dan airnya melimpah sungai tidak mampu menampung semua dan akhirnya air keluar dari sungai dan menyebabkan baanjir.




rekonstruksi teks

Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04



Teks naratif

Teks asli:
Three Fishes
Suatu ketika, terdapatlah tiga ikan yang hidup di sebuah kolam. Di suatu sore, beberapa nelayan melewati kolam tersebut dan melihat ikan-ikan itu. "Kolam ini penuh dengan ikan", merka berbicara satu sama lain dengan bergairah. "Kita belum pernah memancing di sini sebelumnya. Kita harus datang lagi besok pagi dengan jaring kita dan manangkap ikan-ikan ini!" Kemudian nelayan-nelayan tersebut pergi.
Ketika ikan yang paling tua mendengar ini, dia gelisah. Dia memanggil ikan-ikan yang lain dan berkata, 'Apakah kamu dengar apa yang dikatakan nelayan itu? Kita harus meninggalkan kolam ini. Nelayan itu akan kembali besok dan membunuh kita semua!' Ikan kedua setuju. 'Kamu benar', dia berkata. 'Kita harus meninggalkan kolam ini.'
Tetapi ikan yang paling muda tertawa. 'Kamu cemas tanpa ada alasan', dia berkata. 'Kita telah tinggal di kolam ini semur hidup kita, dan tidak ada nelayan yang datang kesini. Kenapa harus orang-orang itu kembali? Saya tidak akan pergi kemana-mana - keberuntunganku akan menyelamatkan ku.'
Ikan tertua meninggalkan kolam tersebut pada sora hari dengan seluruh keluarganya. Ikan kedua melihat nelayan datang di kejauhan pada pagi hari dan meninggalkan kolam tersebut dengan seluruh keluarganya. Ikan ketiga tetap menolak untuk pergi. 
Nelayan tersebut pun datang dan menangkap semua ikan yang tertinggal di kolam. Keberuntungan ikan ketiga tidak menyelamatkannya - dia juga tertangkap dan dibunuh. 
Ikan yang cemas dahulu dan bertindak sebelum nelayan datang dan ikan yang tertindak ketika nelayan datang bershasil selamat. Tetapi ikan yang mempercayakan hanya pada keberuntungan dan tidak berbuat apa-apa semuanya mati. Begitu juga pada kehidupan.

produksi teks

Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04
Prodi               : PBSI




Teks Eksemplum



            Kemalangan Vina

            Vina mempunyai pengalaman sial ketika dia naik bus. Ketika berangkat sekolah Vina dan teman-temannya naik bus karena orangtuanya tidak membolehkannya naik motor. Di dalam bus Vina dan teman-temannya mendapatkan tempat duduk di belakang sehingga Vina merasa kurang nyaman karena biasanya ia duduk di depan, yaitu kursi nomor dua dari depan. Ketika di dalam bus Vina melihat seorang bapak-bapak yang tingkahnya mencurigakan. Bapak-bapak itu memperhatikan terus teman Vina yang saat itu sedang asyik bermain telepon genggam. Vina curiga kepada orang itu, kelihatannya orang itu mengincar Hp temannya tersebut. Ternyata dugaan Vina benar  ketika Vina dan teman-temannya akan turun dari bus bapak itu hampir saja mengambil Hp dari tas teman Vina, tapi Vina yang saat itu posisinya berada di belakang temannya mencegah niat bapak itu dengan memarah-marahinya, teman Vina yang akhirnya tahu bahwa Hpnya sedang diincar juga ikut memarah-marahi bapak itu. Tapi begitu Vina turun justru Vina tidak memperhatikan barangnya sendiri. Ketika sudah turun dari bus, Vina membuka tasnya  untuk mengambil Hp, tapi Hpnya tidak ada. Ternyata pencopet yang tadi dimarahi Vina karena hampir mengambil Hp temannya malah mengambil Hpnya. Saat itu juga Vina  langsung mengejar bus itu, tapi usaha Vina sia-sia karena busnya sudah terlanjur jauh. Vina juga mencoba menelfon Hpnya tapi sudah tidak aktif. Vina hanya bisa mengikhlaskannya, karena ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin itu bukan rezekinya.
            Sebaiknya jika kita menolong teman, kita juga harus memperhatikan barang kita juga.





Struktur
Judul: kemalangan Vina

Abstrak

Vina mempunyai pengalaman sial ketika dia naik bus


Orientasi

Ketika berangkat sekolah Vina dan teman-temannya naik bus karena orangtuanya tidak membolehkannya naik motor. Di dalam bus Vina dan teman-temannya mendapatkan tempat duduk di belakang sehingga Vina merasa kurang nyaman karena biasanya ia duduk di depan, yaitu kursi nomor dua dari depan.



Insiden
Ketika di dalam bus Vina melihat seorang bapak-bapak yang tingkahnya mencurigakan. Bapak-bapak itu memperhatikan terus teman Vina yang saat itu sedang asyik bermain telepon genggam. Vina curiga kepada orang itu, kelihatannya orang itu mengincar Hp temannya tersebut. Ternyata dugaan Vina benar  ketika Vina dan teman-temannya akan turun dari bus bapak itu hampir saja mengambil Hp dari tas teman Vina, tapi Vina yang saat itu posisinya berada di belakang temannya mencegah niat bapak itu dengan memarah-marahinya, teman Vina yang akhirnya tahu bahwa Hpnya sedang diincar juga ikut memarah-marahi bapak itu. Tapi begitu Vina turun justru Vina tidak memperhatikan barangnya sendiri. Ketika sudah turun dari bus, Vina membuka tasnya  untuk mengambil Hp, tapi Hpnya tidak ada. Ternyata pencopet yang tadi dimarahi Vina karena hampir mengambil Hp temannya malah mengambil Hpnya.

Interpretasi

Saat itu juga Vina  langsung mengejar bus itu, tapi usaha Vina sia-sia karena busnya sudah terlanjur jauh. Vina juga mencoba menelfon Hpnya tapi sudah tidak aktif. Vina hanya bisa mengikhlaskannya, karena ia sudah tidak bisa berbuat apa-apa, mungkin itu bukan rezekinya.


Koda
Sebaiknya jika kita menolong teman, kita juga harus memperhatikan barang kita juga.





Kamis, 11 Desember 2014

teori sastra



RINGKASAN BUKU BEBERAPA TEORI SASTRA, METODE KRITIK, DAN PENERAPANNYA
Penulis
Prof. Dr. Rachmat Djoko Pradopo


Dosen Pengampu: Maharani Intan Andalas
        Bayu Aji Nugroho


Nama                      : Sumiyati
NIM                        : 2101413106
Rombel                   : 04



Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2013
DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
1. MASALAH ANGKATAN DAN PENULISAN SEJARAH SASTRA................................. 4
    1. Masalah Angkatan................................................................................................................. 4
    2. Penulisan Sejarah Sastra Indonesia....................................................................................... 4
    3. Metode Estetika Resepsi dalam Penulisan Sejarah Sastra.................................................... 5
    4. Metode Perunutan Perkembangan Karya Sastra................................................................... 5
    5. Periode Sastra Indonesia....................................................................................................... 5
2. SEJARAH PUISI INDONESIA MODERN: SEBUAH IKHTISAR.................................... 7
    1. Periodesasi Puisi Indonesia Modern..................................................................................... 7
    2. Antalogi Puisi Indonesia Moden........................................................................................... 7
3. PERKEMBANGAN YANG DIALEKTIS DALAM KESUSASTRAAN INDONESIA  MODERN   8
4. PUSAT PENGISAHAN METODE ORANG PERTAMA DAN PERKEMBANGANNYA DALAM ROMAN DAN NOVEL INDONESIA MODERN.................................................................................... 10
    1. Pengertian Pusat Pengisahan dan Metode-metodenya......................................................... 10
5. KRIRIK SASTRA INDONESIA MODERN DAN PERMASALAHANNYA.................... 11
    1. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra.................................................................................................. 11
    2. Kritik Sastra Akademik dan Kritik Sastra Sastrawan........................................................... 11
6. KONKRETISASI SASTRA.................................................................................................... 12
    1. Analisi Struktural dan Semiotik sebagai Usaha Pemberian Makna Karya Sastra................. 12
    2. Intertekstualitas sebagai Sarana Pemberian Makna.............................................................. 12
    3. Pemberian Makna Berdasar Relevansi Latar Sosial-Budaya................................................ 12
    4. Pengarang/Penulis sebagai Pemberi Makna Sastra................................................................ 12
    5. Pembaca sebagai Pemberi Makna Sastra............................................................................... 12
7. PENELITIAN SASTRA DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK....................................... 13
    1. Pengertian Semiotik.............................................................................................................. 13
    2. Tanda: Penanda atau Petanda............................................................................................... 13
    3. Bahasa dan Sastra (Kesusastraan)......................................................................................... 13
    4. Metode Semiotik dalam Penelitian....................................................................................... 13
    5. Pembacaan Semiotik: Heuristik dan Hermeneutik atau Retrokatif...................................... 13
8. ANALISIS PUISI SECARA STRUKTURAL DAN SEMIOTIK......................................... 14
    1. Amalisis Struktural dan Semiotik.......................................................................................... 14
    2. Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi........................................................................................ 14
    3. Hubungan Intertekstual........................................................................................................ 14
9. HUBUNGAN INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA INDONESIA................................. 15
    1. Orientasi Sastra..................................................................................................................... 15
    2. Hubungan Intertekstual........................................................................................................ 15
    3. Hubungan Intertekstual Karya Sastra Prosa Indonesia........................................................ 15
    4. Hubungan Intertekstual dalam Puisi Indonesia Modern...................................................... 15
10.HUBUNGAN INTERTEKSTUAL ROMAN-ROMAN BALAI PUSTAKA DAN PUJANGGA BARU       16
    1. Hubungan Intertekstual Roman-roman Balai Pustaka.......................................................... 16
    2.Hubungan Intertekstual antara Siti Nurbaya, Layar Terkembang, dan Belenggu................. 16
11. ESTETIKA RESEPSI DAN TEORI PENERAPANNYA.................................................... 16
    1. Pengertian ............................................................................................................................ 18
    2. Dasar-Dasar Teori Estetika Resepsi...................................................................................... 18
12. TINJAUAN RESEPSI SASTRA BEBERAPA SAJAK CHAIRIL ANWAR...................... 19
    1. Kerangka Teori dan Metode Estetika Resepsi...................................................................... 19
    2. Resepsi terhadap Beberapa Sajak Chairil Anwar.................................................................. 19
    3. Resepsi terhadap Sajak “ Sebuah Kamar”............................................................................ 20
13. TANGGAPAN PEMBACA TERHADAP BELENGGU..................................................... 21





































1.     Masalah Angkatan dan Penulisan Sejarah Sastra Indonesia



1.     Masalah Angkatan

Sejarah sastra merupakan salah satu cabang studi sastra yang oleh Rene Wellek (1968: 39) di pecah menjadi tiga:
·        teori sastra
·        kritik sastra
·        dan sejarah sastra
Teori sastra adalah studi sastra yang berhubungan dengan karya sastra yang konkret, sedang sejarah sastra adalah studi sastra yang membicarakan perkembangan saastra sejak lahirnya sampai perkembangannya yang terakhir ( pradopo, 1967: 9; Wellek, 1968: 255).Begitu jugalah sejarah sastra Indonesia.
Sastra (kesusastraan) suatu bangsa dari waktu ke waktu selalu mengalami perkembangan, begitu juga halnya kesusastraan indonesia. Angkatan sastra tak lain adalah sekumpulan sastrawan yang hidup dalam satu kurun masa atau menempati suatu periode tertentu. Karena mereka hidup dalam kurun masa yang sama atau periode tertentu itu, tentulah ada saling pengaruh hingga mereka mempunyai ide, gagasan, atau semangat yang sama atau setidak-tidaknya ada kemiripannya.
Ciri-ciri intrinsik karya sastra yang menjadi dasar penentuan adanya sebuah angkatan, berupa ciri-ciri yang terdapat dalam karya sastra secara konkret.Ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastranya (genre), pikiran, perasaan, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan struktur karya sastra yang meliputi struktur penceritaan (alur), penokohan, latar, begitu juga sarana-sarana sastranya (literary devices) seperti pusat pengisahan, simbol, humor, pembayangan, suspense, dan sebagainya.Ciri-ciri tersebut yang terdapat dalam cerita rekaan, sedang ciri-ciri dalam karya puisi meliputi: gaya bahasa, gaya sajak, pilihan kata, bahasa kiasan, citraan, sarana retorik, irama dan tak boleh dikesampingan juga ide, gagasan perasaan, tema da sebagainya. Bila dalam sekumpulan karya sastra yang terbit dalam suatu periode atau suatu kurun masa menunjukkan persamaan ciri-ciri intrinsik baik secara keseluruhan maupun sebagai ciri yang penting, maka dapatlah dikatakan bahwa ada (sudah ada) sebuah angkatan sastra yang hadir atau lahir.


2.      Penulisan Sejarah Sastra Indonesia

Penulisan sejarah sastra Indonesia dimulai dengan lahirnya, dan sebab-sebab lahirnya kesusastraan Indonesia tersebut.
Penulisan sejarah sastra Indonesia sesungguhnya dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama, dengan cara teori estetik resepsi atau estetika tanggapan. Yang kedua, dengan cara teori penyusunan rangkaian perkembangan sastra dari periode ke periode atau dari angkatan ke angkatan.
Di samping itu, penulisan sejarah sastra Indonesia juga dapat dilakukan secara sinkronis dan diakronis.Secara sinkronis ialah membicarakan (menulis) sejarah sastra dalam salah satu tingkat perkembangannya atau salah satu periodenya, misalnya periode Angkatan 45 atau periode angkatan Pujangga Baru.Secara diakronis membicarakan (menulis) sejarah sastra dalam berbagai tingkat perkembangannya, dari sejak lahir hingga perkembangannya yang terakhir.
Begitu juga, penulisan sjarah sastra Indonesia dapat dilakukan dari sudut tinjauan perkembangan jenis-jenis sastranya (genres), baik prosa maupun puisi. Misalnya saja sejarah novel Indonesia, atau perkembangan puisi Indonesia modern, bahan dapat di tulis sejarah perkembangan alur dalam cerkan sastra Indonesia, perkembangan diksi dan gaya bahasa puisi Indonesia, dan sebagainya.

3.      Metode Estetika Resepsi dalam Penulisan Sejarah Sastra

Dalam penulisan sejarah sastra brdasarkan teori estetika resepsi ini, diteliti tanggapan-tanggapan pembaca, konsep-konsep tentang sastra, norma-norma sastra, yang semuanya itu menentukan penilaiannya terhadap sebuah karya sastra atau karya-karya sastra pada umumnya. Para pembaca yang dimaksudkan dalam hubungan ini ialah para pembaca yang ahli, yang dapat dianggap sebagai wakil dari tiap-tiap peiode. Para pembaca ahli ini dikemukakan oleh vodika (1964: 78) adalah para ahli sejarah sastra, ahli estetika, dan para kritikus sastra.
Dalam kesusastraan Indonesia, karya-karya sastra dari sejak Balai Pustaka sampai sekarang selalu mendapat tanggapan pembaca. Tanggapan pembaca selalu berubah. Hal ini di sebabkan seperti di atas, oleh perbedaan cakrawala harapan yang ditentukan oleh konsep-konsep sastra setiap periode.
Jadi, menurut teori estetika resepsi ini, sejarah sastra itu adalah sejarah karya sastra dari periode ke periode atau sejarah resepsi sastra dari periode ke periode.


4.      Metode Perunutan Perkembngan Karya Sastra

Metode penyusunan sejarah sastra yang kedua adalah perunutan perkembangan karya sastra yang disusun dalam kelompok-kelompok besar atau kecil, sesuai dengan kepengarangan atau jenis-jenis sastra (genre), tipe-tipe gaya, atau tradisi kebahasaan (Wellek, 1968: 255)
Penyusunan sejarah sastra bukanlah hanya penderetan pembicaraan karya-karya sastra yang terbit sewaktu disusun secara kronologis atau berdasarkan urutan waktu terbitnya semata-mata. Penyusunan sejarah sastra harus sekaligus bersifat sejarah dan sastra ( Wellek, 1968: 252), dalam arti harus berdasar urutan waktu dan perkembangan ciri-ciri intrinsik sastranya.
Dalam menyusun sejarah sastra itu diperlukan bantuan kritik sastra, diperlukn prinsip-prinsip kritik sastra, untuk menentukan karya sastra bernilai ( sastra ) atau tidaak, menunjukkan perkembangan nilai dan ciri-cirinya atau tidak.



5.      Periode Sastra Indonesia

Sampai sekarang para tokoh sastra Idonesia yang membuat periodesasi diantaranya H. B Jassin, Boejoeng Saleh, Nugroho Noto Susanto, Bakri Siregar, dan Ajip Rosidi. Pada umumnya periodesasi mereka menunjukkan persamaan pada garis besarnya. Namun ada perbedaan kecil-kecilan juga, yaitu mengenai batas-batas waktu setiap periode dan penekanan ciri-cirinya, maka gambaran sesungguhnya periode-periode sejarah sastra Indonesia bertumpang tindih sebagi berikut.
1.      Periode Balai Pustaka : 1920-1940
2.      Periode Pujangga Baru: 1930-1945
3.      Periode Angkataan 45: 1940-1955
4.      Periode Angkatan 50: 1950-1970
5.      Periode Angkatan  70: 1965-Sekarang (1984)

apresiasi novel

6f9e132ebeddb9f71b114f211e5db131

Apresiasi Prosa

Analisis Novel “ Kubah “
Karya, Ahmad Tohari



Dosen Pengampu:
Wati Istanti


Nama                      : Sumiyati
NIM                                    : 2101413106
Rombel                   : 04




Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2014
Sinopsis Novel “ Kubah “

Novel Kubah menceritakan tentang seorang tokoh yang bernama Karman yang ditahan di pulau Buru karena terjerumus ke jalan yang salah ketika menjadi aktivis politik.
Setelah dua belas tahun hidup di pulau buangan, akhirnya Karman dibebaskan. Pada hari pertama dinyatakan menjadi orang bebas, Karman malah merasa bingung mau pulang kemana. Ia merasa ragu untuk pulang ke kampung halamannya, Pegaten. Ia takut jika nanti orang-orang kampung tidak mau menerimanya. Dari depan gedung Kodim, Karman berjalan hingga akhirnya dia menemukan sebuah tempat yang enak untuk beristirahat, Karman duduk di bawah pohon beringin. Di bawah pohon beringin tersebut Karman mulai melamun, yang menguasai seluruh lamunan Karman adalah Parta, seorang teman sekampung. Tujuh tahun yang lalu, ketika Karman masih menjadi penghuni pulau buangan, Parta mengawini Marni. Marni adalah istri Karman, walaupun sudah memiliki tiga orang anak, Marni memang masih kelihatan cantik. Setelah mendengar kabar bahwa istrinya akan menikah dengan Parta, Karman hanya bisa diam, merenung dan merenung. Setiap hari jiwa dan raga Karman bertambah rapuh hingga akhirnya Karman jatuh sakit.
Angin yang menembus sela-sela kerimbunan pohon beringin menimbulkan sebutir buah beringin runtuh dan menimpa pundak Karman. Karman yang sedang larut dalam kenangan ketika terbuang di pulau Buru, tersadar,  kemudian melangkahkan kakinya berjalan ke rumah Gono, saudara sepupunya. Di rumah Gono Karman bertemu dengan anaknya, Rudio. Sejak ibunya menikah dengan Parta,  Rudio tinggal bersama pamannya. Adiknya, Tini, tinggal bersama ibunya. Sedangkan Tono meninggal dunia.
Tini hampir tujuh belas tahun, dan saat ini Tini berhubungan dengan Jabir. Jabir adalah cucu dari Haji Bakir.
Sewaktu masih kecil, sepeniggal ayahnya, Karman hidup hanya hidup dengan ibu dan seorang adik perempuan. Keadaan keluarga Karman sangat menyedihkan, ia sering kelaparan. Hingga dua tahun lamanya Karman hidupdengan singkong. Hanya sesekali ia menemukan nasi, itupun bila dia punya kesempatan main dengan Rifah, anak bungsu Haji Bakir. Hari-hari selanjutnya Karman mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarga Haji Bakir. Selalu ada pekerjaan kecil-kecilan yang bisa dikerjakan. Karman juga sering bermain dengan Rifah. Maka wajar bila Rifah adalah nama pertama yang terbaca di hati Karman ketika ia merasa sudah menjadi lelaki dewasa. Sayangnya ada satu hal yang membuat Karman kecewa, Rifah sudah dilamar oleh pemuda lain. Calon suami Rifah sudah ditentukan oleh keluarga Haji Bakir. Sejak saat itulah Karman menjadi benci degan keluarga Haji Bakir dan akhirnya pada saat terjadi pemberontakan pada bulan September 1948 dia bergabung menjadi anggota partai dan menjadi aktivis poitik. Hingga akhirnya Karman menikah dengan Marni. Sedang kan Rifah menjadi janda karena suaminya meninggal dunia. Rifah dikaruniai seorang anak yang bernama Jabir, pemuda yang saat ini berhubungan dengan Tini.
Tini dan Jabir keluar dari rumah Bu Mantri. Merek baru menjemput Karman dari kota. Ayah Tini yang baru pulan dari pulau Buru itu sekarang berada di rumah Bu Mantri, nenek Tini.
Di rumah orangtuanya Karman sedang dirubung oleh para tamu, tetanga-tetangga yang sudah amat lama ditinggalkan. Ia merasa heran dan terharu, ternyata orng-orang Pegaten tetap baik padanya. Apabila Karman menyambut tamu-tamu yang lain secara wajar, tidak demikian halnya ketika ia menerima kedatangan Haji Bakir. Begitu Haji Bakir masuk ke rumah Bu Mantri, Karman berlari menjemputnya, lalu menjatuhkan diri dan meminta maaf kepada Haji Bakir atas perbuatannya yang dulu.
Setelah beberapa bulan Karman telah berbaur kembali dengan kehidupan di Pegaten.ada sebuah berita yang makin lama makin santer diterima Karman. Tini, anaknya akan dilamar oleh Jabir. Keluarga Tini diminta oleh Haji Bakir berkumpul di rumah Bu Mantri. Haji Bakir melangsungkan lamaran di rumah Bu Mantri, dan akhirnya Jabir dan Tinipun menikah.
Kini Karman sudah menjadi besan Haji Bakir, Karman sungguh tidak lagi bisa melihat sesuatu pada Haji Bakir yang membuatnya pantas dibenci.
Masjid Haji Bakir makin tua seperti usia pemiliknya. Temboknya rapuh dan tampak retak-retak disana sini. Para jamaah sepakat hendak memugar masjid itu. Karman menyanggupi membuat kubah yang baru untuk masjid itu. Ketika kubah itu sudah jadi, banyak warga yang memuji kebagusan kubah masjid yang dibuat oleh Karman. Karman merasa senang akhirnya dia bisa membalas kebaikan Haji Bakir yang dulu pernah membantunya.








Analisis Unsur Pembangun Karya Sastra

Unsur Intrinsik:

a.      Fakta Cerita

1.      Alur
Alur yang digunakan dalam novel Kubah adalah alur campuran. Hal ini disebabkan karena adanya alur maju, alur mundur, kemudian kembali ke alur maju lagi. Bukti dari adanya alur campuran adalah:
a.       Alur maju
Ketika Karman keluar dari tahanan dan ia bingung mau pulang kemana.
“ Dia tampak amat canggung dan gamang. Gerak-geriknya serbakikuk sehingga mengundang rasa kasihan. Kepada Komandan Karman membungkuk berlebihan...” ( Kubah: 5)
b.      Alur mundur
Ketika menceritakan kisah Karman dari sejak kecil hingga dewasa dan akhirnya ditahan di pulau buangan karena terjerumus dalam dunia politik.
“ sepeninggalan ayahnya, Karman hidup hanya dengan ibu dan seorang adik perempuan yang masih kecil...” ( Kubah: 61)
“ ...Karman ditangkap dalam keadaan sakit payah. Boleh jadi karena keadaannya itulah orang tidak tega menghabisi nyawanya “ ( Kubah: 185)
c.       Alur maju
Ketika Tini menikah dengan Jabir dan Karman akhirnya sudah bisa berbaur kembali dengan massyarakat Pegaten. Kemudian Karman membuatkan Kubah masjid milik Haji Bakir.
“ setelah semua tamu pergi, Karman tidak segera masuk ke kamar tidur. Ia duduk seorang diri dengan perasaan galau. Karman merasa senang karena anak gadisnya akan menikah dengan perjaka dari keluarga baik-baik...” ( Kubah: 206 )
“ tanpa membentuk sebuah panitia, pekerjaan itu dimulai. Semua orang mendapat bagian menurut kecakapan masing-masing. Karman memberanikan diri meminta bagiannya. Ia menyanggupi membuat kubah yang baru bila tersedia bahan dan perkakasnya...” ( Kubah: 208 )

Tahapan-tahapan alurnya adalah:
Ø  Perkenalan
Perkenalan dimulai dari perkenalan tokoh Karman yang mengalami konflik batin karena dia merasa rendah diri dihadapan masyarakat. Hal ini disebabkan karena ia adalah mantan tahanan politik di Pulau Buru.
Dia tampak amat canggung dan gamang. Gerak-geriknya serba kikuk sehingga mengundang rasa kasihan. Kepada komandan, Karman membungkuk berlebihan. Kemudian dia mundur beberapa langkah, lalu berbalik...” ( Kubah: 5 )
Ø  Konflik
Dalam Novel Kubah terdapat beberapa konflik, yaitu kehidupan Karman yang susah sejak sepeninggal ayahnya, ketika Karman mulai tertarik pada Rifah, dan ketika Marni memutuskan untuk menikah lagi.
            Keadaan hidup Karman setelah ayahnya meninggal:
“Sepeninggal ayahnya, Karman hidup dengan ibu dan seorang adik perempuan yang masih kecil. Sebenarnya Karman punya dua kakak lelaki. Tetapi keduanya meninggal dalam bencana kelaparan pada zaman penjajahan Jepang. Keadaan keluarga Karman amat menyedihkan...” ( Kubah: 61 )
            Karman tumbuh dewasa dan mulai tertarik dengan Rifah.
“ ...maka wajar bila Rifah adalah nama pertama yang terbaca di hati Karman ketika ia merasa sudah menjadi lelaki dewasa.” ( Kubah: 83 )
            Marni memutuskan untuk menikah lagi dengan Parta ketika Karman berada di pulau Buru.
“Yang sedang menguasai seluruh lamunan Karman adalah Parta, seorang teman sekampung. Tujuh tahun yang lalu, ketika Karman masih menjadi penghuni pulau buangan, Parta menceraikan istrinya dan kemudian mengawini Marni...” (Kubah: 11)
Ø  Komplikasi
Ketika Karman mulai tertarik kepada Rifah dan bermaksud memperistri Rifah,tetapi lamaran Karman ditolak oleh Haji Bakir karena Rifah sudah dilamar oleh pemuda lain. Sehingga membuat Karman menjadi benci kepada Haji Bakir.
“Bahkan Karman pun merasa punya alasan untuk berharap karena sifat Rifah yang tetap hangat. Kemanjaannya terhadap Karman tak berubah seperti ketika keduanya masih suka bermain baling-baling yang terbuat dari daun kelapa...” ( Kubah: 83 )

Ø  Klimaks
Pada novel ini, klimaks terjadi pada saat pemberontakan Karman terhadap Haji Bakir sudah memuncak. Hingga akhirnya Karman bergabung dengan Margo menjadi seorang aktivis politik.
“Hanya setahun  sejak perkenalannya dengan kelompok Margo, perubahan besar terjadi pada diri Karman.ia menjadi sinis. Segala sesuatu apalagi yang menyangkut Haji Bakir selalu ditanggapi dengan prasangka buruk...” ( Kubah:103 )
Ø  Antiklimaks
Antiklimaks dalam novel ini adalah tertangkapnya Karman dalam keadaan sakit parah.
“Dan tamat sudah kisah pelariannya, karena sorang gembala kerbau melihat segala gerak-geriknya. Di siang itu beberapa orang pamong desa datang ke Astana Lopajang. Karman ditangkap dalam keadaan sakit payah. Boleh jadi karena keadaannya itulah orang tak tega menghabisi nyawanya.” (Kubah : 184-185)
Ø  Resolusi
Tahap  ini menceritakan tentang Karman yang merasa dirinya hidup kembali dan diterima oleh warga Pegaten.
“ Karman sungguh-sungguh telah berbaur kembali dengan tiap gerak kehidupan di
Pegaten...” ( Kubah: 199)
Ø  Selesaian
Karman membuatkan Kubah yang indah untuk masjid Haji Bakir. Dia mendapat pujian dari masyarakat Pegaten karena berhasil membuat kubah yang luar biasa bagusnya.
“Tetapi Karman menganggap pekerjaan membuat kubah itu sebagai kesempatan yang istimewa. Se-sen pun ia tak mengharapkan upah. Bahkan dengan menyanggupi pekerjaan itu ia hanya ingin memberi jasa...” ( Kubah:209 )
“Karman mendengar pujian-pujian itu. Rasanya dia yakin bahwa dirinya tidak berhak menerima semua pujian itu. Tetapi wajah-wajah orang Pegaten yang berhias senyum, sikap mereka yang makin ramah, membuat Karman merasa sangat bahagia...”
( Kubah: 211 )