RINGKASAN BUKU
BEBERAPA TEORI SASTRA, METODE KRITIK, DAN PENERAPANNYA
Penulis
Prof.
Dr. Rachmat Djoko Pradopo
Dosen Pengampu: Maharani Intan Andalas
Bayu Aji Nugroho
Nama : Sumiyati
NIM :
2101413106
Rombel : 04
Prodi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia
Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2013
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI................................................................................................................................ 2
1. MASALAH ANGKATAN DAN PENULISAN
SEJARAH SASTRA................................. 4
1. Masalah Angkatan................................................................................................................. 4
2. Penulisan Sejarah Sastra Indonesia....................................................................................... 4
3. Metode Estetika Resepsi dalam Penulisan
Sejarah Sastra.................................................... 5
4. Metode Perunutan Perkembangan Karya
Sastra................................................................... 5
5.
Periode Sastra Indonesia....................................................................................................... 5
2. SEJARAH PUISI INDONESIA
MODERN: SEBUAH IKHTISAR.................................... 7
1. Periodesasi Puisi Indonesia Modern..................................................................................... 7
2. Antalogi Puisi Indonesia Moden........................................................................................... 7
3. PERKEMBANGAN YANG
DIALEKTIS DALAM KESUSASTRAAN INDONESIA
MODERN 8
4. PUSAT PENGISAHAN
METODE ORANG PERTAMA DAN PERKEMBANGANNYA DALAM ROMAN DAN NOVEL INDONESIA MODERN.................................................................................... 10
1. Pengertian Pusat Pengisahan dan
Metode-metodenya......................................................... 10
5. KRIRIK SASTRA INDONESIA MODERN DAN PERMASALAHANNYA.................... 11
1. Prinsip-Prinsip Kritik Sastra.................................................................................................. 11
2. Kritik Sastra Akademik dan Kritik Sastra
Sastrawan........................................................... 11
6. KONKRETISASI SASTRA.................................................................................................... 12
1. Analisi Struktural dan Semiotik sebagai
Usaha Pemberian Makna Karya Sastra................. 12
2. Intertekstualitas sebagai Sarana
Pemberian Makna.............................................................. 12
3. Pemberian Makna Berdasar Relevansi Latar
Sosial-Budaya................................................ 12
4. Pengarang/Penulis sebagai Pemberi Makna
Sastra................................................................ 12
5. Pembaca sebagai Pemberi Makna Sastra............................................................................... 12
7. PENELITIAN SASTRA
DENGAN PENDEKATAN SEMIOTIK....................................... 13
1. Pengertian Semiotik.............................................................................................................. 13
2. Tanda: Penanda atau Petanda............................................................................................... 13
3. Bahasa dan Sastra (Kesusastraan)......................................................................................... 13
4. Metode Semiotik dalam Penelitian....................................................................................... 13
5. Pembacaan Semiotik: Heuristik dan
Hermeneutik atau Retrokatif...................................... 13
8. ANALISIS PUISI SECARA
STRUKTURAL DAN SEMIOTIK......................................... 14
1. Amalisis Struktural dan Semiotik.......................................................................................... 14
2. Ketidaklangsungan Ekspresi Puisi........................................................................................ 14
3. Hubungan Intertekstual........................................................................................................ 14
9. HUBUNGAN
INTERTEKSTUAL DALAM SASTRA INDONESIA................................. 15
1. Orientasi Sastra..................................................................................................................... 15
2. Hubungan Intertekstual........................................................................................................ 15
3. Hubungan Intertekstual Karya Sastra
Prosa Indonesia........................................................ 15
4. Hubungan Intertekstual dalam Puisi
Indonesia Modern...................................................... 15
10.HUBUNGAN
INTERTEKSTUAL ROMAN-ROMAN BALAI PUSTAKA DAN PUJANGGA BARU 16
1. Hubungan Intertekstual Roman-roman Balai
Pustaka.......................................................... 16
2.Hubungan Intertekstual antara Siti
Nurbaya, Layar Terkembang, dan Belenggu................. 16
11. ESTETIKA RESEPSI DAN
TEORI PENERAPANNYA.................................................... 16
1. Pengertian ............................................................................................................................ 18
2. Dasar-Dasar Teori Estetika Resepsi...................................................................................... 18
12. TINJAUAN RESEPSI
SASTRA BEBERAPA SAJAK CHAIRIL ANWAR...................... 19
1. Kerangka Teori dan Metode Estetika
Resepsi...................................................................... 19
2. Resepsi terhadap Beberapa Sajak Chairil
Anwar.................................................................. 19
3. Resepsi terhadap Sajak “ Sebuah Kamar”............................................................................ 20
13. TANGGAPAN PEMBACA
TERHADAP BELENGGU..................................................... 21
1.
Masalah Angkatan dan Penulisan
Sejarah Sastra Indonesia
1. Masalah Angkatan
Sejarah sastra merupakan salah satu cabang studi
sastra yang oleh Rene Wellek (1968: 39) di pecah menjadi tiga:
·
teori sastra
·
kritik sastra
·
dan sejarah sastra
Teori sastra adalah studi sastra yang berhubungan
dengan karya sastra yang konkret, sedang sejarah sastra adalah studi sastra
yang membicarakan perkembangan saastra sejak lahirnya sampai perkembangannya
yang terakhir ( pradopo, 1967: 9; Wellek, 1968: 255).Begitu jugalah sejarah
sastra Indonesia.
Sastra (kesusastraan) suatu bangsa dari waktu ke
waktu selalu mengalami perkembangan, begitu juga halnya kesusastraan indonesia.
Angkatan sastra tak lain adalah sekumpulan sastrawan yang hidup dalam satu
kurun masa atau menempati suatu periode tertentu. Karena mereka hidup dalam
kurun masa yang sama atau periode tertentu itu, tentulah ada saling pengaruh hingga
mereka mempunyai ide, gagasan, atau semangat yang sama atau setidak-tidaknya
ada kemiripannya.
Ciri-ciri intrinsik karya sastra yang menjadi
dasar penentuan adanya sebuah angkatan, berupa ciri-ciri yang terdapat dalam
karya sastra secara konkret.Ciri-ciri tersebut meliputi jenis sastranya
(genre), pikiran, perasaan, gaya bahasa, gaya penceritaan, dan struktur karya
sastra yang meliputi struktur penceritaan (alur), penokohan, latar, begitu juga
sarana-sarana sastranya (literary devices) seperti pusat pengisahan, simbol,
humor, pembayangan, suspense, dan sebagainya.Ciri-ciri tersebut yang terdapat
dalam cerita rekaan, sedang ciri-ciri dalam karya puisi meliputi: gaya bahasa,
gaya sajak, pilihan kata, bahasa kiasan, citraan, sarana retorik, irama dan tak
boleh dikesampingan juga ide, gagasan perasaan, tema da sebagainya. Bila dalam
sekumpulan karya sastra yang terbit dalam suatu periode atau suatu kurun masa
menunjukkan persamaan ciri-ciri intrinsik baik secara keseluruhan maupun
sebagai ciri yang penting, maka dapatlah dikatakan bahwa ada (sudah ada) sebuah
angkatan sastra yang hadir atau lahir.
2.
Penulisan Sejarah Sastra
Indonesia
Penulisan sejarah sastra Indonesia dimulai dengan
lahirnya, dan sebab-sebab lahirnya kesusastraan Indonesia tersebut.
Penulisan sejarah sastra Indonesia sesungguhnya
dapat dilakukan dengan dua cara. Yang pertama, dengan cara teori estetik
resepsi atau estetika tanggapan. Yang kedua, dengan cara teori penyusunan
rangkaian perkembangan sastra dari periode ke periode atau dari angkatan ke
angkatan.
Di samping itu, penulisan sejarah sastra Indonesia
juga dapat dilakukan secara sinkronis dan diakronis.Secara sinkronis ialah
membicarakan (menulis) sejarah sastra dalam salah satu tingkat perkembangannya
atau salah satu periodenya, misalnya periode Angkatan 45 atau periode angkatan
Pujangga Baru.Secara diakronis membicarakan (menulis) sejarah sastra dalam
berbagai tingkat perkembangannya, dari sejak lahir hingga perkembangannya yang
terakhir.
Begitu juga, penulisan sjarah sastra Indonesia
dapat dilakukan dari sudut tinjauan perkembangan jenis-jenis sastranya
(genres), baik prosa maupun puisi. Misalnya saja sejarah novel Indonesia, atau
perkembangan puisi Indonesia modern, bahan dapat di tulis sejarah perkembangan
alur dalam cerkan sastra Indonesia, perkembangan diksi dan gaya bahasa puisi
Indonesia, dan sebagainya.
3.
Metode Estetika Resepsi
dalam Penulisan Sejarah Sastra
Dalam penulisan sejarah sastra brdasarkan teori estetika resepsi ini,
diteliti tanggapan-tanggapan pembaca, konsep-konsep tentang sastra, norma-norma
sastra, yang semuanya itu menentukan penilaiannya terhadap sebuah karya sastra
atau karya-karya sastra pada umumnya. Para pembaca yang dimaksudkan dalam
hubungan ini ialah para pembaca yang ahli, yang dapat dianggap sebagai wakil
dari tiap-tiap peiode. Para pembaca ahli ini dikemukakan oleh vodika (1964: 78)
adalah para ahli sejarah sastra, ahli estetika, dan para kritikus sastra.
Dalam kesusastraan Indonesia, karya-karya sastra dari sejak Balai Pustaka
sampai sekarang selalu mendapat tanggapan pembaca. Tanggapan pembaca selalu
berubah. Hal ini di sebabkan seperti di atas, oleh perbedaan cakrawala harapan
yang ditentukan oleh konsep-konsep sastra setiap periode.
Jadi, menurut teori estetika resepsi ini, sejarah sastra itu adalah sejarah
karya sastra dari periode ke periode atau sejarah resepsi sastra dari periode
ke periode.
4.
Metode Perunutan
Perkembngan Karya Sastra
Metode penyusunan sejarah sastra yang kedua adalah
perunutan perkembangan karya sastra yang disusun dalam kelompok-kelompok besar
atau kecil, sesuai dengan kepengarangan atau jenis-jenis sastra (genre),
tipe-tipe gaya, atau tradisi kebahasaan (Wellek, 1968: 255)
Penyusunan sejarah sastra bukanlah hanya
penderetan pembicaraan karya-karya sastra yang terbit sewaktu disusun secara
kronologis atau berdasarkan urutan waktu terbitnya semata-mata. Penyusunan
sejarah sastra harus sekaligus bersifat sejarah dan sastra ( Wellek, 1968:
252), dalam arti harus berdasar urutan waktu dan perkembangan ciri-ciri
intrinsik sastranya.
Dalam menyusun sejarah sastra itu diperlukan
bantuan kritik sastra, diperlukn prinsip-prinsip kritik sastra, untuk
menentukan karya sastra bernilai ( sastra ) atau tidaak, menunjukkan
perkembangan nilai dan ciri-cirinya atau tidak.
5.
Periode Sastra Indonesia
Sampai sekarang para tokoh sastra Idonesia yang
membuat periodesasi diantaranya H. B Jassin, Boejoeng Saleh, Nugroho Noto
Susanto, Bakri Siregar, dan Ajip Rosidi. Pada umumnya periodesasi mereka
menunjukkan persamaan pada garis besarnya. Namun ada perbedaan kecil-kecilan
juga, yaitu mengenai batas-batas waktu setiap periode dan penekanan
ciri-cirinya, maka gambaran sesungguhnya periode-periode sejarah sastra
Indonesia bertumpang tindih sebagi berikut.
1.
Periode Balai Pustaka : 1920-1940
2.
Periode Pujangga Baru: 1930-1945
3.
Periode Angkataan 45: 1940-1955
4.
Periode Angkatan 50: 1950-1970
5.
Periode Angkatan
70: 1965-Sekarang (1984)