Nama : Sumiyati
NIM : 2101413106
Rombel : 04
Kelompok : 2
Cerita
Anak untuk Usia 8 dan 9 Tahun
Bobo,
Majalah
Anak-Anak No. 36 Tahun XXXV 13 Desember 2007
Tiada
Tandingan di Kolong Langit
Dulu, di China, ada seorang tukang kayu yang sangat
terkenal bernama Lu Ban. Ia memiliki banyak murid. Murid terpintarnya bernama
Zhang Ban. Banyak orang yang memuji kepintaran Zhang Ban. Sayangnya, itu yang
membuat Zhang Ban menjadi sombong. Ia sering meremehkan tukang kayu yang lain.
Lu Ban merasa sedih melihat tingkah Zhang Ban. “Aku tidak
boleh membiarkan muridku menjadi sombong seperti ini,” pikir Lu Ban.
Suatu hari, Lu Ban memanggil Zhang Ban ke ruang kerjanya.
Sambil menunjuk pada beberapa potong kayu, Lu Ban berkata, “ Dalam waktu tiga
hari, buatlah dua meja. Satu yang segi empat, satu lagi bulat.”
“Guru, untuk pekerjaan
semudah itu, tak perlu dua hari. Sore nanti, Guru bisa datang untuk
melihatnya,” kata Zhang Ban.
Setelah gurunya pergi, Zhang Ban mulai bekerja. Tidak
lama kemudian, dua buah meja telah selesai. Lu Ban datang memeriksa. Begitu
melihat kedua meja itu, wajahnya langsung berubah. “ Ulangi! Buat sekali lagi!”
katanya ketus.
Zhang Ban melihat dengan teliti. Ternyata meja yang
dibuatnya banyak kekurangan. Yang segi empat, tidak segi empat. Yang bulat,
tidak bulat. Hasil pekerjaannya sangat kasar. Ia mengulangi pekerjaannya. Kali
ini dia lebih teliti.
Dua hari kemudian, kedua meja itu selesai dibuat. Lu Ban
memperhatikan kedua meja itu. Ia lalu mengukur-ukur kedua meja itu. “ Yang segi
empat tidak sungguh-sungguh segi empat. Yang bulat tidak sungguh-sungguh bulat.
Ulang sekali lagi!” perintah Lu Ban lagi.
Zhang Ban tidak puas akan komentar gurunya. Dalam hati
dia berpikir, “ Mana ada meja sebagus ini yang dijual di toko manapun. Guru
terlalu cerewet! Jangan-jangan guru punya maksud tertentu. Aku harus tahu
maksud guru!”
Malam itu, Zhang Ban diam-diam berdiri di samping jendela
kamar gurunya. Waktu itu gurunya sedang bercakap dengan istrinya.
Zhang Ban mendengar istri gurunya berkata, “ Zhang Ban sebenarnya
anak yang baik. Kenapa engkau mempersulit dia?”
Zhang Ban sekarang telah berubah sombong. Pekerjaan
tukang kayu, jika dianggap mudah ya
mudah. Kalau dianggp sulit, ya sulit. Tapi jika dipelajari baik-baik, kerajinan
tangan ini ternyata tidak mudah. Zhang Ban terlalu muda. Tapi dia mengira
dirinya yang paling hebat. Sebagai gurunya, saya tidak boleh membiarkan dia
salah jalan, “ Lu Ban menjelaskan pada istrinya.
Mendengar perkataan gurunya, tidak terasa air mata Zhang
Ban mengalir. Dia masuk ke dalam rumah. Dengan malu ia berdiri di hadapan
gurunya. Sepatah katapun tidak sanggup dia ucapkan. Sejak itu, Zhang Ban
menjadi rendah hati.
Setelah tamat belajar, Zhang Ban pulang ke kampung
halamannya. Pada zaman itu, tukang kayu sehebat Zhang Ban masih sangat langka.
Penduduk desa sangat hormat padanya. Bahkan menganggapnya sebagai dewa. Lambat
laun, Zhang Ban menjadi sombong kembali. Ia menggantungkan sebuah papan di
pintu rumahnya, bertulisan: TUKANG KAYU TIADA TANDINGAN DI KOLONG LANGIT.
Setelah mendapat kabar tentang hal ini, Lu Ban merasa
sedih lagi. Dengan menyamar sebagai pengemis, dia berkunjung ke rumah Zhang
Ban.
“ Membantu orang harus sampai tuntas,” kata Lu Ban dalam
hati. Sayangnya, Zhang Ban saat itu tidak ada di rumah. Hanya istrinya tampak
sedang mendorong gilingan batu.
“ Nyonya, bolehkah saya meminta sedikit makanan?” tanya
Lu Ban. Istri Zhang Ban tidak mengenal Lu Ban, sebab belum pernah bertemu dengn
guru suaminya itu. Ia segera ke dapur mengambil beberapa bakpao untuk Lu Ban.
Sambil makan Lu Ban berkata, “ Nyonya, mendorong gilingan
batu dengan tangan, sungguh sangat memakan tenaga. Saya akan buatkan seekor
rusa kayu untuk mendorong gilingan batu. Rusa kayu ini tidak perlu diberi makan
rumput atau makanan apapun. Tapi dia bisa bergerak sendiri mendororng gilingan
batu.”
Setengah tak percaya, istri Zhang Ban menunjuk setumpuk
kayu di pojok ruangan. “ di sana ada kayu. Jika Anda ingin membuatnya,
buatlah!”
Lu Ban mengeluarkan sebuah kapak dan mulai bekerja. Dalam
waktu sebentar saja, rusa kayu sudah selesai dibuat. Kemudian rusa kayu itu
diikatkan pada pegangan gilingan batu. Ditepuknya pantat rusa kayu itu. Sungguh
ajaib, rusa kayu itu langsung berjalan mendorong gilingan batu itu.
Istri Zhang Ban terpukau melihatnya. Pada waktu dia
berbalik ingin mengucapkan terima kasih, pengemis tua itu sudah tidak ada.
Malam hari, waktu Zhang Ban pulang, ia heran melihat rusa
kayu yang bisa bergerak sendiri itu. Bukanya memuji, dengan kasar berkata, “
Kasar sekali pahatan patung rusa ini !”
Zhang
Ban melepaskan rusa kayu itu dan mengetamnya hingga licin mengkilap. Tapi apa
yang terjadi? Setelah diketam licin, rusa kayu itu malah jadi tidak bisa
bergerak lagi. Dengan tegang Zhang Ban bertanya pada istrinya, “ Siapa yang
telah membuat rusa kayu ini?”
“ Tadi ada pengemis tua yang datang minta makanan. Dia
yang membuatnya,” Jawab istri Zhang Ban.
Zhang Ban langsung mengerti. Rupanya gurunya yang datang
memperingatkan dia. Dia segera sadar, keahlian pertukangannya masih belum
seberapa. Zhang Ban sangat malu. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia mengambil
sebuah kapak dan tangga. Lalu naik ke atas pintu rumahnya, dan menghancurkan
papan bertuliskan: TUKANG KAYU TIADA TANDINGAN DI KOLONG LANGIT. Kemudian kayu
plang itu dibawa ke dapur untuk dijadikan kayu bakar. (Dongeng Cina, Diceritakan oleh Djoni)
Sumber: Majalah Bobo
No. 36 Tahun XXXV 13 Desember 2007
Nama : Sumiyati
NIM : 2101413106
Alasan:
Alasan
saya memilih cerpen anak yang berjudul “ Tiada Tandingan di Kolong Langit “ ini untuk anak usia 8 dan 9 tahun karena di
dalam cerpen anak ini mengandung cerita yang berdasarkan realita kehidupan
sehari-hari meskipun di dalamnya ada sedikit cerita fiksi. Yang mengandung fiksi
adalah bagian cerita yang menceritakan rusa yang terbuat dari kayu bisa
bergerak. Namun di balik itu semua, cerpen ini mengandung amanat yang baik
untuk anak. Cerpen anak ini dapat memberi pendidikan untuk anak bahwa kita
tidak boleh menjadi orang yang sombong meskipun kita memiliki kemampuan atau
keahlian yang lebih, dan di dalam cerita ini juga mengandung pelajaran bahwa
jika kita menolong orang janganlah setengah-setengah tapi kita harus sepenuhnya
menolong seperti yang dilakukan oleh Lu Ban. Sebagai seorang guru harus
memberikan dan mengajarkan muridnya dengan baik, jika muridnya melakukan
kesalahan maka sebagai seorang guru haruslah mengingatkan muridnya.
Salah
satu ciri utama anak-anak usia 8 dan 9 tahun sudah mengembangkan norma-norma
tentang benar dan salah mulai melihat sudut pandang orang lain. Maka cerpen
anak yang berjudul “ Tiada Tandingan di Kolong Langit “ ini bisa diberikan pada
anak usia 8 dan 9 tahun karena di dalam ceritanya menjelaskan bahwa sikap
sombong itu tidak baik, maka setelah membaca cerpen ini anak akan melihat sudut
pandang bahwa sombong itu tidak baik.
Itulah beberapa alasan saya mengapa saya memilih cerpen
anak tersebut untuk anak usia 8 dan 9 tahun. Intinya di dalam cerita ini
memberikan penjelasan bahwa sikap sombong itu tidak baik dan tentunya cerpen
ini juga dapat menjadi media hiburan untuk anak.
Cerpennya menarik. Akan lebih menarik lagi jika menggunakan jump break. Selamat berkarya
BalasHapusblog nya sudah lumayan baik, tapi lebih baik memakai jump break agar tidak terlalu panjang :)
BalasHapus