Minggu, 11 Januari 2015

sastra anak


TUGAS SASTRA ANAK

Analisis Sastra Anak


Dosen Pengampu: Nas Haryati



Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04







Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2014
                                                                 PRAKATA        
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang analisis sastra dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Nas Haryati Dosen Pengampu Mata Kuliah Sastra Anak.
2.       Orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa.
4.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.




                  penulis














DAFTAR ISI


Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Landasan Teori
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Cerita Anak dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik
2.2 Analisis Puisi Anak dengan Menggunakan Pendekatan Objektif
2.3 Analisis Drama Anak dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

























BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Banyak orang yang tidak peduli dengan sastra untuk anak, maka dari itu kali ini penulis akan menganalisi beberapa sastra anak untuk mengetahui dan lebih mengenal dunia anak.
Kegiatan menganalisis adalah suatu proses penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Karya sastra yang dianalisis ada berbagai macam ada novel, cerpen, puisi, drama, dan karya sastra lainnya. Pada pembahasan kali ini, penulis akan menganalisis sastra anak yang meliputi cerita anak, puisi anak, dan drama anak.
Cerita anak adalah sebuah cerita baik cerpen, fabel, legenda, maupun fantasi yang ditulis untuk anak-anak, drama anak adalah cerita yang mempersoalkan bahagia atau derita sebagai usaha menciptakan keterlibatan emosional pembaca, dan puisi anak adalah puisi yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak atau puisi yang ditulis oleh anak-anak untuk konsumsi mereka sendiri. Jenis puisi anak meliputi balada, puisi naratif, puisi lirik, puisi lagu dan puisi tembang dolanan. Kali ini penulis akan menganalisis cerita anak dengan menggunakan pendekatan mimetik untuk mengetahui dunia anak yang tergambar dalam cerita anak, menganalisis puisi anak dengan menggunakan pendekatan objektif utuk mengetahui ciri struktur puisi anak, dan menganalisis drama anak dengan menggunakan pendekatan pragmatik untuk menilai kesesuaian drama anak dengan usia tertentu.

1.2  Landasan Teori

Menurut Abrams pendekatan karya sastra ada empat yaitu, pendekatan mimetik, pendekatan ekspresif, pendekatan objektif, dan pendekatan pragmatik. Kali ini penulis akan menggunakan pendekatan mimetik untuk menganalisis cerita anak, pendekatan objektif untuk menganalisis puisi anak, dan pendekatan pragmatik untuk menganalisis drama anak. Sebelum menganalisis kita perlu mengetahui apa itu pendekatan mimetik, pendekatan objektif, dan pendekatan pragmatik.
a.       Pendekatan Mimetik
Pendekatan ini bertolak dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud berkat tiruan dan gabungan imajinasi pengarang terhadap realitas kehidupan atau realitas alam. Hal tersebut didasarkan pandangan bahwa apa yang diungkapkan pengarang dalam karyanya pastilah merupakan refleksi atau potret kehidupan atau alam yang dilihatnya. Potret tersebut bisa berupa pandangan, ilmu pengetahuan, religius yang terkait langsung dengan realitas. Pengarang, melalui karyanya hanyalah mengolah dari apa yang dirasakan dan dilihatnya. Itulah sebabnya ide yang dituangkan dalam karyanya tidak bisa disebut sebagai ide yang original. Semuanya hanyalah tiruan (mimetik) dari unsur-unsur kehidupan nyata yang ada.
b.      Pendektan Prangmatik
Pendekatan pragmatik memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Dalam kaitannya dengan salah satu teori modern yang paling pesat perkembangannya, yaitu teori resepsi. Pendekatan pragmatis dipertentangkan dengan pendekatan ekspresif. Subjek pragmatis dan subjek ekspresif, sebagai pembaca dan pengarang berbagi objek yang sama, yaitu karya sastra. Perbedaannya, pengarang merupakan subjek pencipta, tetapi secara terus-menerus fungsi-funsinya dihilangkan, bahkan pada gilirannya pengarang dimatikan. Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang proses kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap sebagai penulis.
Pada tahap tertentu pendekatan pragmatis memiliki hubungan yang cukup dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan masyarakat pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasan, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatis memberikan manfaat terhadap pembaca. Pendekatan pragmatis secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori reseptif, teori sastra yang memungkan pemahaman hakikat karya tanpa batas.
c.       Pendekatan Objektif
Pendekatan objektik adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Yang jelas penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Karena patokan pendekatan objektif sudah jelas, maka sering sekali pendekkatan ini di sebut dengan pendekatan struktural.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Cerita Anak dengan Pendekatan Mimetik

Cerpen anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah “ ini merupkan cerpen yang menceritakan tentang kekompakan si anak kembar dalam membantu ibunya yang seorang penjual minyak tanah. Si kembar ini juga sering menabung uang jajan yang telah diberikan ibunya. Si kembar yang benama Aandi dan Ferdi ini adalah anak yang baik, suka menabung, penolong, dan sangat menyayangi ibunya.
karya sastra pada hakikatnya adalah tanggapan seseorang pengarang terhadap situasi di sekelilingnya.  Pandangan semacam ini berangkat dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud karena adanya peniruan dan dipadukan dengan imajinasi pengarang terhadap realitas alam atau kehidupan manusia.
Lingkungan anak-anak juga mempengaruhi anak, bahwa semua hal yang ada dalam imajinasinya adalah benar-benar ada. Lingkungan keluarga adalah lingkungan terkecil yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada anak menjadi anak yang baik, sederhana dan penolong. Karena anak berada  disana sejak mereka baru membuka matanya. Kemudian anak berinteraksi dengan orang-orang yang pertama kali dilihatnya. Interaksi di rumah  akan merangsangnya berfikir dan mendorongnya untuk kreatif. Setiap suport, dukungan yang diberi dari lingkungan ini akan membangkitkan motivasi perkembangan hidupnya. Dalam kaitanya cerita anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah “ ini ibu Cici sebagai orang tua Andi dan Ferdi yang berperan penting terhadap Andi dan Ferdi yang saat ini memiliki sikap baik, penolong, dan penyayang.
Lingkungan sekolah merupakan tempat belajar, menuntut ilmu  pengetahuan dalam kondisi formal. Terikat pada aturan, norma yang masing-masing sekolah sudah tetapkan. Lingkungan ini akan bisa lebih besar lagi memberikan anak peluang menjadi anak yang rajin dan memiliki sikap saling menolong seperti yng dilakukan Ferdi dalam menolong Anik. Lingkungan sekolah juga tempat bermain dan berintraksi dengan temannya juga berpengaruh terhadap Ferdi dan Andi. Selain itu, lingkungan memang tempat yang memiliki pengaruh yang paling besar dalam memberikan pendidikan kepada anak untuk menjadi anak yang lebih baik.
Lingkungan masyarakat atau lingkungan sosial juga bisa mempengaruhi interaksi anak dengan orang lain. Contoh interaksi yang ada di dalam cerpen anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah” adalah interaksi antara Ferdi dan Andi dengan pak Tatang dan Anik. Berkat menolong Anik akhirnya Andi dan Ferdi mendapatkan minyak tanah dari pak  Tatang tanpa membayar sepeser pun. Pak Tatang memberi merek minyak Tanah sebagai balas budi karena Ferdi sudah menolong Anik yang jatuh dari sepeda.
Cerpen ini memberikan pendidikan bahwa jika kita menolong orang lain maka kita akan mendapatkan balasan. Mendidik juga bahwa kita harus menolong teman kita yang sedah kesusahan atau mendapat musibah. Selain itu, di dalam cerpen ii juga memberikan pendidikan bahwa kita harus menyisihkan uang jajan kita untuk ditabung.


2.2 Analisis Puisi Anak dengan Pendekatan Objektif
1.      Puisi “ Guru Tercinta”
a.       Tema
Puisi yang berjudul “ Guru Tercinta “ ini memiliki tema tentang Pahlawan. puisi ini menceritakan tentang pengorbanan seorang guru demi mendidik muridnya agar menjadi orang yang berguna. Seorang guru selalu semangat dalam memberikan ilmu yang bermanfaat untuk muridnya, guru juga selalu memberikan nasehat untuk murid-muridnya. Seorang guru rela mengorbankan waktunya demi masa depan bangsanya. Pada puisi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah berjasa memberikan panutan baik untukya.

b.      Nada dan Suasana
Nada berhubungan dengan sikap penyair terhadap teks puisi yang ditulisnya. Kesan menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atu mencerittakn sesuatu kepada pembaca diolah menggunakan kata-kata dan ditambahkan emosi. Sedangkan suasan menghubungkan puisi dengan pembaca.
Nada dan suasana pada puisi “ Guru Tercinta” adalah senang, bangga, dan terharu.

c.       Amanat
Puisi ini mengandung amanat bahwa kita harus selalu berterima kasih kepada guru kita yang telah berjasa memberikan ilmu kepada kita dengan ikhlas dan penuh kesabaran, sehingga kita menjadi orang yang berguna. Tanpa jasa beliau kita tidak akan bisa sukses dan menjadi orang yang berguna untuk bangsa.

d.      Diksi
Diksi yang digunakan pada puisi “ Guru Tercinta “adalah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti sebagaimana anak-anak yang membacanya pun akan mengerti makna dari puisi tersebut. Seperti pada kata-kata  Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat itu merupakan penilaian anak tentang jasa gurunya.

e.       Pengimajian
Pengimajian yaitu, kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Ada beberapa pengimajian dalam puisi “Guru Tercinta” .
Sapa hangat penuh senyum semangat                         : penglihatan
Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat
                           : perasa
Demi anak didik kau berikan nasehat
                         : perasa
jasa mulia goncangkan akhirat
                                    : perasa
Nyanyian mentari terangi alam                                   : penglihatan
Terangi mimpi bagai mentari
                                       : penglihatan
Masadepan bangsa telah kau perjuangkan
                  : perasa
Korbankan waktu demi masa depan
                           : perasa
Terimakasi aku ucapkan                                              : perasa
Guru tercinta panutan alam
                                         : perasa
Jasa besarmu tak terlupakan
                                        : perasa
Ku kirimkan puisi untukmu pahlawan
                        : perasa

f.       Kata konkret
Puisi dituliskan dengan kata-kata ang konkret untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperjelas.
Seperti dalam puisi “Guru Tercinta” untuk melukiskan rasa terima kasih dan rasa bangga seorang murid kepada gurunya yang telh berjasa.

g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “ Guru Tercinta” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Nyanyian mentari terangi alam.

h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “ Guru Tercinta “ adalah asonansi atau bunyi vokal a, e, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan t, n, k dan m

i.        Tipografi
Tipografi merupakan bentuk visual puisi dan merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph namun berbentuk bait.
Tipografi pada puisi Guru Tercinta  yaitu: tidak dibuat per bait penulisannya langsung dari atas sampai bawah, satu baris ada empat sampai lima kata.

2.      Puisi “ Lingkungan” karya: Vivi

a.       Tema
Puisi yang berjudul “ lingkungan” ini mengandung tema tentang alam. puisi ini menceritakan tentang keadaan lingkungan, kadang terlihat kotor karena sampah dan polusi, kadang juga terlihat indah oleh adanya tanaman bunga.
Bait pertama menjelaskan mengenai  manfaat lingkungan yaitu sebagai tempat berpijak, tempat menghirup udara segar, dan tempat menanam tanaman.
Lingkungan
Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghirup udara segar
Dan menanam segala tanaman
Bait kedua menjelaskan tentang keadaan lingkungan yang telah terkotori oleh sampah,  kotoran, dan polusi.
Lingkungan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus
Sampah yang punahkan bersihmu
Kotoran punahkan indahmu
Polusi hitamkan langitmu
Bait ketiga menjelaskan bahwa tanaman dan bunga dapat memberikan kesegaran dan wewangian untuk menghilangkan bau tak sedap oleh sampah dan memberikan kesegaran bagi udara yang telah menghitam karena polusi.
Akan tetapi...
Tanaman pancarkan kesegaran
Bunga pancarkan wangimu
Bagai kau tak tua
Bagai udaramu tak terhitamkan

b.      nada dan suasana
Nada dan suasana pada puisi “ Lingkungan” adalah sedih, kecewa dan prihatin terhadap keadaan lingkungan.

c.       Amanat
Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah kita harus peduli terhadap lingkungan dan menaga kelestariannya. Agar lingkungan kita tetap indah dan segar tan ada sampah dan polusi yang mengotorinya.
d.      Diksi
Diksi yang digunakan dalam puisi ini sederhana karena kata-katanya mudah dipahami.
e.       Pengimajian
Lingkungan                                                     : penglihatan
Kau tempat kami berpijak                               : penglihatan
Tempat kami menghirup udara segar              : penglihatan dan perasa
Dan menanam segala tanaman                        : penglihatan
Lingkungan                                                     : penglihatan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus    : penglihatan
Sampah yang punahkan bersihmu                   : penglihatan
Kotoran punahkan indahmu                           : penglihatan
Polusi hitamkan langitmu                                : penglihatan
Akan tetapi...                                                  : perasa
Tanaman pancarkan kesegaran                        : penglihatan dan perasa
Bunga pancarkan wangimu                             : penglihatan dan perasa
Bagai kau tak tua                                            : penglihatan
Bagai udaramu tak terhitamkan                      : penglihatan
Inginku mengubah semua                               : perasa
Menjadi seperti itu                                          : penglihatan
Hijau, tentram                                                 : penglihatan dan perasa
Udaramu terputih bagai tak bernoda              : penglihatan
Sampahmu hilang                                            : penglihatan
Kotoran tak mengganggu indahmu                : penglihatan
Agar bumi terbebas dari ancaman                   : perasa
Dari ancaman kematian dibumi                      : perasa
karena adanya global warming                       : perasa
f.       Kata konkret
Kata konkret dalam puisi “ Lingkungan “ ini untuk melukiskan tentang keadaan lingkungan.
g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “Lingkungan” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Tanaman pancarkan kesegaran
h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “ Lingkungan“ adalah bunyi vokal a, u, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan  n, k dan m
Ada pengulangan kata lingkungan

i.        Tipografi
Tipografi pada puisi Lingkungan yaitu: ada lima bait, tiap bait ada terdapat empat sampai lima baris, dan satu baris ada tiga sampai empat kata.

 

3.      Puisi “ Air Mata Sahabat” karya: Ratrya Khansa Amira

a.       Tema
Puisi yang berjudul “ Air Mata Sahabat” ini mengandung tema tentang persahabatan. puisi ini menceritakan tentang kesedihan penulis yang telah ditinggal pergi sahabatnya, sahabatnya telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan dunia.
Bait pertama menjelaskan mengenai kesedihan penulis.
Di tepi kesedihan menyebar
Isak tangis mewarnai keadaan
Ucapan bela sungkawa menghadiri
Perpisahan terakhir untukmu...
Bait kedua menjelaskan bahwa si penulis meneteskan airmata karena berpisah dengan sahabatnya yang telah meninggalkannya tanpa mengucapkan kata perpisahan.
Untukmu, kuteteskan air mata ini
Awal dari perpisahan kita
Kau meninggalkan kami
Tanpa mengucap sepatah katapun
Bait ketiga menjelaskan bahwa sahabatnya sudah tak bisa apa-apa dan hanya berwajah pucat.
Kau diam seribu bahasa
Kami bertanya, tak ada sahutan
Hanya terlihat dirimu berwajah pucat
Darahmu mengalir sedikit demi sedikit
Bait keempat menjelaskan bahwa sahabatnya sudah tak berdaya dan keceriaan sudah tak tampak lagi di wajahnya.
Akhirnya kau kehabisan darah
Dirimu t`lah tak berdaya lagi
Tak ada keceriaan di wajahmu
Hati nuranimu t`lah meninggalkan dunia

Bait kelima  menjelaskan bahwa senyum, kecantikan, dan semangat  dari wajah sahabatnya telah hilang meninggalakan dunia.
Semangatmu yang membara t`lah tiada
Kecantikanmu yang memukau kini hilang
Senyummu kini t`lah lenyap
Seketika kau tak bergerak di dunia ini
Pada bait keenam ini sudah mulai dijelaskan bahwa sahabatnya telah meninggalka dunia.
Oh, sahabat...
Mengapa kau meninggalkan dunia
Dunia masih mencintaimu
Tapi Tuhan t`lah memanggilmu
Bait ketujuh berisi harapan dan doa penulis agar sahabatnya bahagia di tempat peristirhatan terakhirnya dan agar Tuhan memberikan tempat terindah untuk sahabatnya.
Semoga kau bahagia disana..
Itulah tempat peristirahatan terakhirmu..
Tuhan, berikanlah dia tempat terindah
Agar kami dapat bernapas lega
Bait kedelapan menjelaskan tentang kesedihan hati penulis yang telah ditinggal pergi sahabatnya untuk selama-lamanya. Dan juga berisi ucapan selamat jalan penulis kepada sahabatnya yang telah pergi.
Aku sedih bukan mainnya
Tanpamu,hidup tak berarti
Namun, kau s`lalu di hatiku
Selamat jalan,sahabat...untuk selamanya.

b.      nada dan suasana
Nada dan suasana pada puisi “ Air Mata Sahabat” adalah sedih, pilu dan rasa kehilangan yang sangat mendalam.
c.       Amanat
Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah jika kita kehilangan orang yang kita cintai dan kita sayangi kita harus mencoba untuk ikhlas dan selalu mendoakan yang terbaik untuknya.
d.      Diksi
Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti sebagaimana anak-anak yang membacanya pun akan mengerti makna dari puisi tersebut. Seperti pada kata-kata  Untukmu, kuteteskan air mata ini  kata tersebut sudah bisa dipahami oleh anak bahwa penulis meneteskan airmatanya untuk sahabatnya yang telah pergi.
e.       Pengimajian
Pengimajian yang menonjol dari Puisi “ Air Mata Sahabat” ini adalah pengimajian atau citraan penglihatan dan perasa.
f.       Kata konkret
Kata konkret dalam puisi “ Air Mata Sahabat“ ini untuk melukiskan betapa besar kesedihan hati penulis saat ditinggal pergi sahabatnya untuk selama-lamanya.
g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “Air Mata Sahabat” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Di tepi kesedihan menyebar
h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “Air Mata Sahabat“ adalah bunyi vokal a, u, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan  k, t, m dan n.
i.        Tipografi
      Tipografi pada puisi Air Mata Sahabat yaitu: ada delapan bait, tiap bait  terdapat empat  baris, dan satu baris ada empat sampai lima kata.

2.3 Analisis Drama Anak dengan Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun tujuan yang lain.
Dalam naskah drama anak yang berjudul “ Nasehat Seorang Sahabat” terdapat pendekatan pragmatik yaitu tujuan agama, moral, sosial dan pendidikan.
1.      Agama
Pendekatan agama pada drama tersebut adalah pada saat Irma dan Sandi datang ke rumah Yoga. Pada saat akan masuk ke rumah Yoga, Irma mengucapkan salam hal itu menandakan bahwa Irma beragama Islam.
Pendekatan pragmatik tujuan agama terdapat pada dialog:

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

2.      Moral
Moral yang terkandung dalam naskah drama berjudul “ Nasehat Seorang Sahabat“ adalah terdapat pada tokoh Irma yang memiliki moral yang baik karena dia sangat peduli dengan temannya.. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila. Irama mengajak Sandi untuk menjenguk Yoga, ia ingin mengetahui keadaan Yoga karena tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan atau surat izin. Irma juga menasehati teman Yoga yang bernama Ilham agar tidak lagi mengajak Yoga bermain hingga sampai lupa waktu belajar. Yoga memiliki moral yang kurang baik karena agak malas atau kurang giat dalam belajar, dia juga sering menggunakan waktu belajarnya untuk bermain.
Pendekatan pragmatik tujuan moral terdapat pada dialog:

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?

Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!

Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.

Yoga:
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

Irma:
Emang kamu abis darimana kok sampai molor?

Yoga:
Semalem aku abis main dari tumah temenku. Saking asyiknya sama mereka, aku lupa kalau udah jam 4 pagi. Abis itu aku pulang, dan jam 5 aku langsung tidur.

Sandi:
Kamu main ampe jam segitu?! Gila kamu, Ga. Harusnya kamu tu kan mikir kalau paginya kamu harus masuk sekolah. Gimana kamu nggak molor kalau tidurnya aja jam 5.

Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.

Tidak lama kemudian, Ilham (teman Yoga) datang. Assalamu'alaikum (suara Ilham tedengar didepan pintu).

Yoga:
Eh, kamu Ham,, ada apa?
Ilham:
Eh.. aku mau ngajak kamu main nih. Kamu nggak lagi ada acara kan?
Yoga:
Nggak ada, emang mau kemana sih?

Belum sempat Ilham menjawab, Irma pun lantas menyaut dan menasehati si Ilham supaya tidak suka mengajak Yoga main samapai larut.

Irma:
Ilham, kamu temannya Yoga, kan?
Ilham:
Ya iyalah, emang kenapa?
Irma:
Nah, kalau kamu tuh temannya Yoga yang baik, kamu mestinya punya rasa peduli sama dia. Lain kali kalau main itu jangan sampai pagi. Kalau kalian mainnya sampai pagi, alhasil keesokan harinya nggak masuk sekolah karena bangunya telat.

3.      Sosial
Hubungn sosial yang ada di dalam drama tersebut adalah hubungan pertemanan Yoga, Sandi dan Irma. Mereka saling menyayangi dan saling peduli antara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu dari mereka ada masalah maka mereka akan saling membantu dan jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan maka mereka akan saling menasehati seperti yang dilakukan oleh Irma dan Sandi kepada Yoga yang bolos sekolah. Irma dan Sandi datang kerumah Yoga utuk mencari tahu penyebab Yoga tidak masuk sekolah tanpa surat izin. Dan setelah tahu bahwa penyebab Yoga tidak masuk sekolah karena dia kesiangan sebab lupa waktu ketika bermain, Irma mencoba untuk menasehati Yoga. Itu menunjukkan bahwa hubungan sosial antara tiga anak tersebut sangat baik. Tindakan Irma itu memiliki nilai sosial yang baik karena jika bantuanya dilakukan dengan ikhlas maka nilai sosialnya juga akan baik. tanpa mengharap sesuatu.
Pendekatan pragmatik tujuan sosial terdapat pada dialog:
Irma:
Kan tadi dia tidak masuk sekolah, dan dia juga nggak ada ngasih surat izin sama bu guru. Jadi, aku mau tahu dia tuh kenapa kok nggak masuk sekolah.
Sandi:
Oh gitu.. ya sudah, ayukk.

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?
Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!
Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.
Yoga
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

4.      Pendidikan
Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dinamakan pendidikan. Dalam drama “ Nasehat Seorang Sahabat “ Irma menyadarkan Yoga bahwa belajar itu sangat penting, main boleh asalkan tidurnya tepat waktu agar tidak kesiangan. Pendidikan yang dapat dipetik adalah agar lebih giat lagi belajar dan tidk terlalu banyak bermain.
 Pendekatan pragmatik tujuan pendidikan terdapat pada dialog:
Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.



BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan mimetik, cerpen anak yang berjudul “Anak Penjual Minyak” tanah cocok dibaca oleh anak-anak, karena dalam cerita penggambaran tokoh dan segala unsur-unsur intrinsiknya sesuai dengan kenyataan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Selain itu, cerpen ini juga bisa digunakan sebagai media mendidik anak. Utuk ketiga puisi anak juga cocok dibaca untuk anak-anak sebagai pendidikan agar anak mencintai lingkungan, mencintai dan dapat berterima kasih kepada gurunya, dan juga menyayangi sahabatnya. Sedangkan naskah dramanya juga cocok dibaca anak-anak karena memberikan pendidikan pada anak bahwa kita harus ingat waktu saat bermain dan bisa membagi waktu antara belajar dan bermain.

3.2  Saran
Sebaiknya dalam membuat memberikan bacaan anak baik itu cerpen nak, puisi anak maupun drama anak harus lebih diperhatikan lagi apakah sesuai untuk anak-anak atau tidak, agar tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi saat anak-anak membacanya.
















DAFTAR PUSTAKA

·         http://tilulas.com/2013/04/16/puisi-anak/ (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 20)
·         http://www.kumpulan-puisi.com/poetry-detail.php?id=725 (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 27)
·         http://www.kumpulan-puisi.com/poetry-detail.php?id=735 (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 28)
·         http://contohskripdrama.blogspot.com/2014/06/contoh-drama-anak-sekolah.html (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11:32)
·         http://indonesiaindonesia.com/f/33496-cerpen-anak-penjual-minyak-tanah/ (diunduh tanggal 28 Desember 2014 pukul 12: 04)


 




 

 

 

 

 

 





Lampiran

1.      Cerita Anak

Anak Penjual Minyak Tanah

Bu Cici menyiapkan jerigen kecil dekat pintu dapur. Persediaan minyak tanah sudah kian menipis. Biasanya si kembar Ferdi dan Andi yang membeli minyak ke warung Pak Tatang sambil berboncengan naik sepeda.

Pukul 12 siang, suara keduanya terdengar dari jauh. Mereka bersenda-gurau meskipun matahari menyengat di luar sana. Keringat membuat wajah keduanya basah. Tapi tak membuat mereka lemas.

Ferdi menyandarkan sepeda di tembok rumah kemudian menyusul Andi masuk ke dalam rumah. Dilihatnya sang ibu mengisi piring dengan nasi. Ferdi ingin cepat-cepat makan, tapi sebelumnya dia harus mengganti seragam sekolahnya.

Si kembar duduk mengelilingi meja makan. Masing-masing di hadapan mereka tersedia sepiring nasi, lauknya tempe goreng dilapisi tepung, dan masih hangat. Sang ibu membelai kepala mereka sebelum Ferdi dan Andi menyantap hidangan sederhana itu.

Ferdi dan Andi memang kelaparan. Apapun lauk yang dimasak ibu mereka selalu terasa nikmat. Memang lauk-pauk yang tersedia hanya telur dan tempe berganti-gantian. Mereka tahu tidak mungkin bisa makan ayam atau ikan. Sesekali saja. Itu jika ibu mereka punya uang lebih dari upah bekerja sebagai buruh cuci.

Ferdi yang lebih tua beberapa menit dari Andi selalu menabung uang jajan dari ibu. Padahal banyak sekali penjual makanan yang mangkal dekat sekolah. Siomay, cireng, es, bakso, dan permen. Seribu rupiah dari ibu disimpannya di bawah koran pelapis sekat lemari pakaiannya. Dalam sebuah amplop buatan sendiri.

Andi sesekali membelanjakan uang jajannya hingga tabungannya tak sebanyak Ferdi. Dia menyimpan sisa uang jajannya di bawah kasur. Dalam bungkusan plastik. Jumlahnya belum pernah dihitung.

Selesai makan, keduanya membawa piring kosong ke dapur. Ferdi dan Andi membagi tugas. Hari ini Ferdi yang menyabuni piring dan adiknya membilas sabun lalu mengeringkan. Tanpa bicara keduanya tahu harus melakukan yang mana.

Semua piring sudah bersih. Mereka berdua masih punya tugas lain yang harus dilakukan. Ferdi mengambil jerigen kosong lalu menyusul adiknya yang menunggu di dekat pagar di atas sepeda. Andi akan membonceng Ferdi menuju rumah Pak Tatang untuk membeli minyak tanah.

Letak rumah Pak Tatang jaraknya jauh dari rumah mereka. Ditempuh hampir 20 menit bersepeda dengan jalan menanjak dan banyak lubang. Tapi Ferdi dan Andi tetap ke sana walaupun tak pernah diberi uang jajan untuk membeli es lilin atau sirup oleh ibu.

Meski terik terasa semakin menyengat kulit. Mereka sampai juga di warung Pak Tatang yang juga sebagai pangkalan minyak tanah. Keduanya melihat antrian panjang orang-orang membawa jerigen seperti mereka. Pak Tatang dan Bu Tatang sibuk melayani para pembeli. Ferdi berharap mereka tidak kehabisan minyak tanah.

Mereka bergantian mengantri di barisan. Andi lebih dulu mengantri. Dia meletakkan jerigen di tanah. Keringat di wajah disekanya dengan punggung tangan kemudian diusapkan ke baju kausnya yang usang dan sudah tak terlihat lagi tulisannya.

Ferdi menepuk pundak Andi. "Aku mau cari bengkel. Ban belakangnya agak gembos." Ujar Ferdi.

Andi mengangguk. Dia melihat Ferdi pergi menjauh dari warung Pak Tatang. Ban yang dimaksud Ferdi memang perlu ditambah angin. Sepeda terasa lebih berat dan membuat kaki lebih cepat pegal.

Ferdi tahu ada bengkel motor sekitar 50 meter dari warung Pak Tatang. Sayang, ketika tiba di sana bengkel itu tutup. Dia tetap mencari tempat lain meskipun jaraknya agak jauh.

Dalam perjalanan Ferdi melihat seorang anak perempuan duduk di jalan seraya memegangi lutut yang berdarah. Mungkin jatuh dari sepeda, pikir Ferdi. Di samping anak itu ada sepeda yang rebah ke jalan.

Ferdi segera menghampiri dan menolong anak itu. Dilihatnya darah sudah berhenti tapi pasti lututnya masih sakit. Menurut cerita Anik, nama anak itu, dia tidak melihat lubang di tengah jalan lalu terjatuh karena hilang keseimbangan.

"Aku mau ke bengkel depan sana," ujar Ferdi lalu menunjuk ban belakangnya yang gembos. Dia melanjutkan, "Titip sepedamu dulu di sana. Setelah itu aku antar kamu pulang biar lukamu dibersihkan."

Anik setuju dengan usul Ferdi. Dengan dibantu teman barunya, dia bangkit kemudian membersihkan roknya yang kotor. Dia berjalan pincang sembari menuntun sepeda sejajar dengan Ferdi. Mereka berjalan pelan-pelan saja.

Angin sepeda Ferdi sudah ditambah. Dia meminta Anik duduk di boncengan dan berpegangan padanya. Sebelum mengayuh pedal dia bertanya, "Rumahmu dimana, Nik?"

Anik menyebutkan alamat rumahnya dan spontan membuat Ferdi heran. "Berarti dekat rumah Pak Tatang? Aku juga mau ke sana menjemput adikku."

"Pak Tatang itu bapakku, Fer." ujar Anik.

Ferdi manggut-manggut. Dia pun mengayuh pedal namun tidak akan mengebut.

Sesampainya di warung Pak Tatang, Ferdi tidak melihat antrian panjang seperti tadi. Ada sebuah tulisan "MINYAK TANAH HABIS!" di atas drum minyak tanah. Jerigen di depan Andi masih kosong. Ferdi lemas. Sering sekali mereka kehabisan minyak tanah. Harganya naik dan susah didapat.

Anik turun dari sepeda lalu menuju ke warung menemui ayahnya yang sedang melayani pembeli.

Ferdi menghela nafas. Mereka lagi-lagi pulang dengan tangan kosong. Diajaknya Andi naik ke sepeda. Dia yang akan membonceng adiknya sampai ke rumah.

"Ferdi! Sini!" panggil Anik dari warung.

Ferdi memandang adiknya lalu turun dan meminta Andi memegang sepeda. Dengan penuh kebingungan dia berjalan ke warung.

"Bawa jeringennya ke sini. Bapak mau ngasih minyak buat kamu." Ujar Anik.

Ferdi tersenyum bahagia. Dia memanggil Andi dan menunjuk jerigen supaya dibawa serta. Ferdi senang bukan main karena mendapatkan minyak tanah dan juga tidak perlu membayar sepeser pun. Itu sebagai balas budi Pak Tatang padanya.


2.      Puisi Anak

Guru Tercinta
Sapa hangat penuh senyum semangat
Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat
Demi anak didik kau berikan nasehat
jasa mulia goncangkan akhirat
Nyanyian mentari terangi alam
Terangi mimpi bagai mentari
Masadepan bangsa telah kau perjuangkan
Korbankan waktu demi masa depan
Terimakasi aku ucapkan
Guru tercinta panutan alam
Jasa besarmu tak terlupakan
Ku kirimkan puisi untukmu pahlawan

Lingkungan

Pengarang: Vivi
Lingkungan
Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghirup udara segar
Dan menanam segala tanaman
Lingkungan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus
Sampah yang punahkan bersihmu
Kotoran punahkan indahmu
Polusi hitamkan langitmu
Akan tetapi...
Tanaman pancarkan kesegaran
Bunga pancarkan wangimu
Bagai kau tak tua
Bagai udaramu tak terhitamkan
Inginku mengubah semua
Menjadi seperti itu
Hijau, tentram
Udaramu terputih bagai tak bernoda
Sampahmu hilang
Kotoran tak mengganggu indahmu
Agar bumi terbebas dari ancaman
Dari ancaman kematian dibumi
karena adanya global warming

Air Mata Sahabat

Pengarang: Ratrya Khansa Amira
Di tepi kesedihan menyebar
Isak tangis mewarnai keadaan
Ucapan bela sungkawa menghadiri
Perpisahan terakhir untukmu...          
Untukmu, kuteteskan air mata ini
Awal dari perpisahan kita
Kau meninggalkan kami
Tanpa mengucap sepatah katapun
Kau diam seribu bahasa
Kami bertanya, tak ada sahutan
Hanya terlihat dirimu berwajah pucat
Darahmu mengalir sedikit demi sedikit
Akhirnya kau kehabisan darah
Dirimu t`lah tak berdaya lagi
Tak ada keceriaan di wajahmu
Hati nuranimu t`lah meninggalkan dunia
Semangatmu yang membara t`lah tiada
Kecantikanmu yang memukau kini hilang
Senyummu kini t`lah lenyap
Seketika kau tak bergerak di dunia ini
Oh, sahabat...
Mengapa kau meninggalkan dunia
Dunia masih mencintaimu
Tapi Tuhan t`lah memanggilmu

Semoga kau bahagia disana..
Itulah tempat peristirahatan terakhirmu..
Tuhan, berikanlah dia tempat terindah
Agar kami dapat bernapas lega
Aku sedih bukan mainnya
Tanpamu,hidup tak berarti
Namun, kau s`lalu di hatiku
Selamat jalan,sahabat...untuk selamanya.

3.      Drama  Anak
Nasehat Seorang Sahabat
Penokohan:
Irma                 : baik dan suka menasehati
Sandi               : baik dan peduli dengan teman
Yoga                : kurang giat dalam belajar
Nirmala           : baik (ibu Yoga)
Ilham               : suka bermain berlebihan

Siang itu sepulangnya Irma dari sekolah dia kemudian mengajak Sandi untuk berkunjung kerumah Yoga. Yoga tidak masuk sekolah, namun tidak ada surat izin sakit.

Dialog Drama

Irma:
Sandi, kita main kerumah Yoga yuuk!

Sandi:
Emang kamu mau ngapai kerumahnya si Yoga?

Irma:
Kan tadi dia tidak masuk sekolah, dan dia juga nggak ada ngasih surat izin sama bu guru. Jadi, aku mau tahu dia tuh kenapa kok nggak masuk sekolah.

Sandi:
Oh gitu.. ya sudah, ayukk.

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?

Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!

Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.

Yoga:
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

Irma:
Emang kamu abis darimana kok sampai molor?

Yoga:
Semalem aku abis main dari tumah temenku. Saking asyiknya sama mereka, aku lupa kalau udah jam 4 pagi. Abis itu aku pulang, dan jam 5 aku langsung tidur.

Sandi:
Kamu main ampe jam segitu?! Gila kamu, Ga. Harusnya kamu tu kan mikir kalau paginya kamu harus masuk sekolah. Gimana kamu nggak molor kalau tidurnya aja jam 5.

Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.

Tidak lama kemudian, Ilham (teman Yoga) datang. Assalamu'alaikum (suara Ilham tedengar didepan pintu).

Yoga:
Eh, kamu Ham,, ada apa?

Ilham:
Eh.. aku mau ngajak kamu main nih. Kamu nggak lagi ada acara kan?

Yoga:
Nggak ada, emang mau kemana sih?

Belum sempat Ilham menjawab, Irma pun lantas menyaut dan menasehati si Ilham supaya tidak suka mengajak Yoga main samapai larut.

Irma:
Ilham, kamu temannya Yoga, kan?

Ilham:
Ya iyalah, emang kenapa?

Irma:
Nah, kalau kamu tuh temannya Yoga yang baik, kamu mestinya punya rasa peduli sama dia. Lain kali kalau main itu jangan sampai pagi. Kalau kalian mainnya sampai pagi, alhasil keesokan harinya nggak masuk sekolah karena bangunya telat.

Ilham:
Bener juga sih kata kamu, tapi masalahnya kalau lagi main gitu kita nggak ingat waktu lagi, udah kebawa suasana.

Sandi:
Kebawa suasana sih boleh, tapi kan harus ada batasannya. Ingat, belajar itu penting untuk masa depan kamu kelak.

Ilham hanya bisa berdiam diri dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Benar juga apa yang mereka bilang ini, gimana aku mau lulus dengan nilai bagus kalau belajar aja nggak konsisten" (bisik Ilham dalam hati).

Ilham:
Ok deh, makasih atas saran kalian. Setelah ini aku akan mencoba lebih care lagi dengan waktu belajarku.

Setelah hampir 15 menit ngobrol, kemudian mamanya Yoga datang (Nirmala). Nirmala merasa senang, karena teman-teman anaknya pada datang kerumah Yoga yang biasanya sepi.

Nirmala:
Eh.. kok pada ngumpul semua disini? tumben anak-anak.. tante senang deh kalau lihat rumah tante rame kayak gini.

Yoga:
Oh.. ini ma, Irma sama Sandi risau soalnya aku tadi nggak masuk kelas.
  
TUGAS SASTRA ANAK

Analisis Sastra Anak


Dosen Pengampu: Nas Haryati



Nama               : Sumiyati
NIM                : 2101413106
Rombel            : 04







Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia
 Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang
2014
                                                                 PRAKATA        
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah tentang analisis sastra dengan lancar. Dalam pembuatan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Ibu Nas Haryati Dosen Pengampu Mata Kuliah Sastra Anak.
2.       Orang tua dirumah yang telah memberikan bantuan materil maupun do’anya, sehingga pembuatan makalah ini dapat terselesaikan.
3.      Teman-teman yang telah memberikan dukungan dan doa.
4.      Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Akhir kata semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan ke arah kesempurnaan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.




                  penulis














DAFTAR ISI


Halaman Judul
Prakata
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.2  Landasan Teori
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Analisis Cerita Anak dengan Menggunakan Pendekatan Mimetik
2.2 Analisis Puisi Anak dengan Menggunakan Pendekatan Objektif
2.3 Analisis Drama Anak dengan Menggunakan Pendekatan Pragmatik
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

























BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Banyak orang yang tidak peduli dengan sastra untuk anak, maka dari itu kali ini penulis akan menganalisi beberapa sastra anak untuk mengetahui dan lebih mengenal dunia anak.
Kegiatan menganalisis adalah suatu proses penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Karya sastra yang dianalisis ada berbagai macam ada novel, cerpen, puisi, drama, dan karya sastra lainnya. Pada pembahasan kali ini, penulis akan menganalisis sastra anak yang meliputi cerita anak, puisi anak, dan drama anak.
Cerita anak adalah sebuah cerita baik cerpen, fabel, legenda, maupun fantasi yang ditulis untuk anak-anak, drama anak adalah cerita yang mempersoalkan bahagia atau derita sebagai usaha menciptakan keterlibatan emosional pembaca, dan puisi anak adalah puisi yang ditulis oleh orang dewasa untuk anak-anak atau puisi yang ditulis oleh anak-anak untuk konsumsi mereka sendiri. Jenis puisi anak meliputi balada, puisi naratif, puisi lirik, puisi lagu dan puisi tembang dolanan. Kali ini penulis akan menganalisis cerita anak dengan menggunakan pendekatan mimetik untuk mengetahui dunia anak yang tergambar dalam cerita anak, menganalisis puisi anak dengan menggunakan pendekatan objektif utuk mengetahui ciri struktur puisi anak, dan menganalisis drama anak dengan menggunakan pendekatan pragmatik untuk menilai kesesuaian drama anak dengan usia tertentu.

1.2  Landasan Teori

Menurut Abrams pendekatan karya sastra ada empat yaitu, pendekatan mimetik, pendekatan ekspresif, pendekatan objektif, dan pendekatan pragmatik. Kali ini penulis akan menggunakan pendekatan mimetik untuk menganalisis cerita anak, pendekatan objektif untuk menganalisis puisi anak, dan pendekatan pragmatik untuk menganalisis drama anak. Sebelum menganalisis kita perlu mengetahui apa itu pendekatan mimetik, pendekatan objektif, dan pendekatan pragmatik.
a.       Pendekatan Mimetik
Pendekatan ini bertolak dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud berkat tiruan dan gabungan imajinasi pengarang terhadap realitas kehidupan atau realitas alam. Hal tersebut didasarkan pandangan bahwa apa yang diungkapkan pengarang dalam karyanya pastilah merupakan refleksi atau potret kehidupan atau alam yang dilihatnya. Potret tersebut bisa berupa pandangan, ilmu pengetahuan, religius yang terkait langsung dengan realitas. Pengarang, melalui karyanya hanyalah mengolah dari apa yang dirasakan dan dilihatnya. Itulah sebabnya ide yang dituangkan dalam karyanya tidak bisa disebut sebagai ide yang original. Semuanya hanyalah tiruan (mimetik) dari unsur-unsur kehidupan nyata yang ada.
b.      Pendektan Prangmatik
Pendekatan pragmatik memberikan perhatian utama terhadap peranan pembaca. Dalam kaitannya dengan salah satu teori modern yang paling pesat perkembangannya, yaitu teori resepsi. Pendekatan pragmatis dipertentangkan dengan pendekatan ekspresif. Subjek pragmatis dan subjek ekspresif, sebagai pembaca dan pengarang berbagi objek yang sama, yaitu karya sastra. Perbedaannya, pengarang merupakan subjek pencipta, tetapi secara terus-menerus fungsi-funsinya dihilangkan, bahkan pada gilirannya pengarang dimatikan. Sebaliknya, pembaca yang sama sekali tidak tahu-menahu tentang proses kreativitas diberikan tugas utama bahkan dianggap sebagai penulis.
Pada tahap tertentu pendekatan pragmatis memiliki hubungan yang cukup dengan sosiologi, yaitu dalam pembicaraan masyarakat pembaca. Pendekatan pragmatis memiliki manfaat terhadap fungsi-fungsi karya sastra dalam masyarakat, perkembangan dan penyebarluasan, sehingga manfaat karya sastra dapat dirasakan. Dengan indikator pembaca dan karya sastra, tujuan pendekatan pragmatis memberikan manfaat terhadap pembaca. Pendekatan pragmatis secara keseluruhan berfungsi untuk menopang teori reseptif, teori sastra yang memungkan pemahaman hakikat karya tanpa batas.
c.       Pendekatan Objektif
Pendekatan objektik adalah pendekatan yang mendasarkan pada suatu karya sastra secara keseluruhan. Pendekatan yang dilihat dari eksistensi sastra itu sendiri berdasarkan konvensi sastra yang berlaku. Konvensi tersebut misalnya, aspek-aspek intrinsik sastra yang meliputi kebulatan makna, diksi, rima, struktur kalimat, tema, plot, setting, karakter, dan sebagainya. Yang jelas penilaian yang diberikan dilihat dari sejauh mana kekuatan atau nilai karya sastra tersebut berdasarkan keharmonisan semua unsur-unsur pembentuknya. Karena patokan pendekatan objektif sudah jelas, maka sering sekali pendekkatan ini di sebut dengan pendekatan struktural.




BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Analisis Cerita Anak dengan Pendekatan Mimetik

Cerpen anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah “ ini merupkan cerpen yang menceritakan tentang kekompakan si anak kembar dalam membantu ibunya yang seorang penjual minyak tanah. Si kembar ini juga sering menabung uang jajan yang telah diberikan ibunya. Si kembar yang benama Aandi dan Ferdi ini adalah anak yang baik, suka menabung, penolong, dan sangat menyayangi ibunya.
karya sastra pada hakikatnya adalah tanggapan seseorang pengarang terhadap situasi di sekelilingnya.  Pandangan semacam ini berangkat dari pemikiran bahwa karya sastra merupakan refleksi kehidupan nyata. Refleksi ini terwujud karena adanya peniruan dan dipadukan dengan imajinasi pengarang terhadap realitas alam atau kehidupan manusia.
Lingkungan anak-anak juga mempengaruhi anak, bahwa semua hal yang ada dalam imajinasinya adalah benar-benar ada. Lingkungan keluarga adalah lingkungan terkecil yang dapat memberikan pengaruh yang besar kepada anak menjadi anak yang baik, sederhana dan penolong. Karena anak berada  disana sejak mereka baru membuka matanya. Kemudian anak berinteraksi dengan orang-orang yang pertama kali dilihatnya. Interaksi di rumah  akan merangsangnya berfikir dan mendorongnya untuk kreatif. Setiap suport, dukungan yang diberi dari lingkungan ini akan membangkitkan motivasi perkembangan hidupnya. Dalam kaitanya cerita anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah “ ini ibu Cici sebagai orang tua Andi dan Ferdi yang berperan penting terhadap Andi dan Ferdi yang saat ini memiliki sikap baik, penolong, dan penyayang.
Lingkungan sekolah merupakan tempat belajar, menuntut ilmu  pengetahuan dalam kondisi formal. Terikat pada aturan, norma yang masing-masing sekolah sudah tetapkan. Lingkungan ini akan bisa lebih besar lagi memberikan anak peluang menjadi anak yang rajin dan memiliki sikap saling menolong seperti yng dilakukan Ferdi dalam menolong Anik. Lingkungan sekolah juga tempat bermain dan berintraksi dengan temannya juga berpengaruh terhadap Ferdi dan Andi. Selain itu, lingkungan memang tempat yang memiliki pengaruh yang paling besar dalam memberikan pendidikan kepada anak untuk menjadi anak yang lebih baik.
Lingkungan masyarakat atau lingkungan sosial juga bisa mempengaruhi interaksi anak dengan orang lain. Contoh interaksi yang ada di dalam cerpen anak yang berjudul “ Anak Penjual Minyak Tanah” adalah interaksi antara Ferdi dan Andi dengan pak Tatang dan Anik. Berkat menolong Anik akhirnya Andi dan Ferdi mendapatkan minyak tanah dari pak  Tatang tanpa membayar sepeser pun. Pak Tatang memberi merek minyak Tanah sebagai balas budi karena Ferdi sudah menolong Anik yang jatuh dari sepeda.
Cerpen ini memberikan pendidikan bahwa jika kita menolong orang lain maka kita akan mendapatkan balasan. Mendidik juga bahwa kita harus menolong teman kita yang sedah kesusahan atau mendapat musibah. Selain itu, di dalam cerpen ii juga memberikan pendidikan bahwa kita harus menyisihkan uang jajan kita untuk ditabung.


2.2 Analisis Puisi Anak dengan Pendekatan Objektif
1.      Puisi “ Guru Tercinta”
a.       Tema
Puisi yang berjudul “ Guru Tercinta “ ini memiliki tema tentang Pahlawan. puisi ini menceritakan tentang pengorbanan seorang guru demi mendidik muridnya agar menjadi orang yang berguna. Seorang guru selalu semangat dalam memberikan ilmu yang bermanfaat untuk muridnya, guru juga selalu memberikan nasehat untuk murid-muridnya. Seorang guru rela mengorbankan waktunya demi masa depan bangsanya. Pada puisi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada guru yang telah berjasa memberikan panutan baik untukya.

b.      Nada dan Suasana
Nada berhubungan dengan sikap penyair terhadap teks puisi yang ditulisnya. Kesan menggurui, menasehati, mengejek, menyindir, atu mencerittakn sesuatu kepada pembaca diolah menggunakan kata-kata dan ditambahkan emosi. Sedangkan suasan menghubungkan puisi dengan pembaca.
Nada dan suasana pada puisi “ Guru Tercinta” adalah senang, bangga, dan terharu.

c.       Amanat
Puisi ini mengandung amanat bahwa kita harus selalu berterima kasih kepada guru kita yang telah berjasa memberikan ilmu kepada kita dengan ikhlas dan penuh kesabaran, sehingga kita menjadi orang yang berguna. Tanpa jasa beliau kita tidak akan bisa sukses dan menjadi orang yang berguna untuk bangsa.

d.      Diksi
Diksi yang digunakan pada puisi “ Guru Tercinta “adalah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti sebagaimana anak-anak yang membacanya pun akan mengerti makna dari puisi tersebut. Seperti pada kata-kata  Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat itu merupakan penilaian anak tentang jasa gurunya.

e.       Pengimajian
Pengimajian yaitu, kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Ada beberapa pengimajian dalam puisi “Guru Tercinta” .
Sapa hangat penuh senyum semangat                         : penglihatan
Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat
                           : perasa
Demi anak didik kau berikan nasehat
                         : perasa
jasa mulia goncangkan akhirat
                                    : perasa
Nyanyian mentari terangi alam                                   : penglihatan
Terangi mimpi bagai mentari
                                       : penglihatan
Masadepan bangsa telah kau perjuangkan
                  : perasa
Korbankan waktu demi masa depan
                           : perasa
Terimakasi aku ucapkan                                              : perasa
Guru tercinta panutan alam
                                         : perasa
Jasa besarmu tak terlupakan
                                        : perasa
Ku kirimkan puisi untukmu pahlawan
                        : perasa

f.       Kata konkret
Puisi dituliskan dengan kata-kata ang konkret untuk membangkitkan imajinasi pembaca, kata-kata harus diperjelas.
Seperti dalam puisi “Guru Tercinta” untuk melukiskan rasa terima kasih dan rasa bangga seorang murid kepada gurunya yang telh berjasa.

g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “ Guru Tercinta” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Nyanyian mentari terangi alam.

h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “ Guru Tercinta “ adalah asonansi atau bunyi vokal a, e, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan t, n, k dan m

i.        Tipografi
Tipografi merupakan bentuk visual puisi dan merupakan pembeda penting antara puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph namun berbentuk bait.
Tipografi pada puisi Guru Tercinta  yaitu: tidak dibuat per bait penulisannya langsung dari atas sampai bawah, satu baris ada empat sampai lima kata.

2.      Puisi “ Lingkungan” karya: Vivi

a.       Tema
Puisi yang berjudul “ lingkungan” ini mengandung tema tentang alam. puisi ini menceritakan tentang keadaan lingkungan, kadang terlihat kotor karena sampah dan polusi, kadang juga terlihat indah oleh adanya tanaman bunga.
Bait pertama menjelaskan mengenai  manfaat lingkungan yaitu sebagai tempat berpijak, tempat menghirup udara segar, dan tempat menanam tanaman.
Lingkungan
Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghirup udara segar
Dan menanam segala tanaman
Bait kedua menjelaskan tentang keadaan lingkungan yang telah terkotori oleh sampah,  kotoran, dan polusi.
Lingkungan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus
Sampah yang punahkan bersihmu
Kotoran punahkan indahmu
Polusi hitamkan langitmu
Bait ketiga menjelaskan bahwa tanaman dan bunga dapat memberikan kesegaran dan wewangian untuk menghilangkan bau tak sedap oleh sampah dan memberikan kesegaran bagi udara yang telah menghitam karena polusi.
Akan tetapi...
Tanaman pancarkan kesegaran
Bunga pancarkan wangimu
Bagai kau tak tua
Bagai udaramu tak terhitamkan

b.      nada dan suasana
Nada dan suasana pada puisi “ Lingkungan” adalah sedih, kecewa dan prihatin terhadap keadaan lingkungan.

c.       Amanat
Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah kita harus peduli terhadap lingkungan dan menaga kelestariannya. Agar lingkungan kita tetap indah dan segar tan ada sampah dan polusi yang mengotorinya.
d.      Diksi
Diksi yang digunakan dalam puisi ini sederhana karena kata-katanya mudah dipahami.
e.       Pengimajian
Lingkungan                                                     : penglihatan
Kau tempat kami berpijak                               : penglihatan
Tempat kami menghirup udara segar              : penglihatan dan perasa
Dan menanam segala tanaman                        : penglihatan
Lingkungan                                                     : penglihatan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus    : penglihatan
Sampah yang punahkan bersihmu                   : penglihatan
Kotoran punahkan indahmu                           : penglihatan
Polusi hitamkan langitmu                                : penglihatan
Akan tetapi...                                                  : perasa
Tanaman pancarkan kesegaran                        : penglihatan dan perasa
Bunga pancarkan wangimu                             : penglihatan dan perasa
Bagai kau tak tua                                            : penglihatan
Bagai udaramu tak terhitamkan                      : penglihatan
Inginku mengubah semua                               : perasa
Menjadi seperti itu                                          : penglihatan
Hijau, tentram                                                 : penglihatan dan perasa
Udaramu terputih bagai tak bernoda              : penglihatan
Sampahmu hilang                                            : penglihatan
Kotoran tak mengganggu indahmu                : penglihatan
Agar bumi terbebas dari ancaman                   : perasa
Dari ancaman kematian dibumi                      : perasa
karena adanya global warming                       : perasa
f.       Kata konkret
Kata konkret dalam puisi “ Lingkungan “ ini untuk melukiskan tentang keadaan lingkungan.
g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “Lingkungan” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Tanaman pancarkan kesegaran
h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “ Lingkungan“ adalah bunyi vokal a, u, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan  n, k dan m
Ada pengulangan kata lingkungan

i.        Tipografi
Tipografi pada puisi Lingkungan yaitu: ada lima bait, tiap bait ada terdapat empat sampai lima baris, dan satu baris ada tiga sampai empat kata.

 

3.      Puisi “ Air Mata Sahabat” karya: Ratrya Khansa Amira

a.       Tema
Puisi yang berjudul “ Air Mata Sahabat” ini mengandung tema tentang persahabatan. puisi ini menceritakan tentang kesedihan penulis yang telah ditinggal pergi sahabatnya, sahabatnya telah pergi untuk selama-lamanya meninggalkan dunia.
Bait pertama menjelaskan mengenai kesedihan penulis.
Di tepi kesedihan menyebar
Isak tangis mewarnai keadaan
Ucapan bela sungkawa menghadiri
Perpisahan terakhir untukmu...
Bait kedua menjelaskan bahwa si penulis meneteskan airmata karena berpisah dengan sahabatnya yang telah meninggalkannya tanpa mengucapkan kata perpisahan.
Untukmu, kuteteskan air mata ini
Awal dari perpisahan kita
Kau meninggalkan kami
Tanpa mengucap sepatah katapun
Bait ketiga menjelaskan bahwa sahabatnya sudah tak bisa apa-apa dan hanya berwajah pucat.
Kau diam seribu bahasa
Kami bertanya, tak ada sahutan
Hanya terlihat dirimu berwajah pucat
Darahmu mengalir sedikit demi sedikit
Bait keempat menjelaskan bahwa sahabatnya sudah tak berdaya dan keceriaan sudah tak tampak lagi di wajahnya.
Akhirnya kau kehabisan darah
Dirimu t`lah tak berdaya lagi
Tak ada keceriaan di wajahmu
Hati nuranimu t`lah meninggalkan dunia

Bait kelima  menjelaskan bahwa senyum, kecantikan, dan semangat  dari wajah sahabatnya telah hilang meninggalakan dunia.
Semangatmu yang membara t`lah tiada
Kecantikanmu yang memukau kini hilang
Senyummu kini t`lah lenyap
Seketika kau tak bergerak di dunia ini
Pada bait keenam ini sudah mulai dijelaskan bahwa sahabatnya telah meninggalka dunia.
Oh, sahabat...
Mengapa kau meninggalkan dunia
Dunia masih mencintaimu
Tapi Tuhan t`lah memanggilmu
Bait ketujuh berisi harapan dan doa penulis agar sahabatnya bahagia di tempat peristirhatan terakhirnya dan agar Tuhan memberikan tempat terindah untuk sahabatnya.
Semoga kau bahagia disana..
Itulah tempat peristirahatan terakhirmu..
Tuhan, berikanlah dia tempat terindah
Agar kami dapat bernapas lega
Bait kedelapan menjelaskan tentang kesedihan hati penulis yang telah ditinggal pergi sahabatnya untuk selama-lamanya. Dan juga berisi ucapan selamat jalan penulis kepada sahabatnya yang telah pergi.
Aku sedih bukan mainnya
Tanpamu,hidup tak berarti
Namun, kau s`lalu di hatiku
Selamat jalan,sahabat...untuk selamanya.

b.      nada dan suasana
Nada dan suasana pada puisi “ Air Mata Sahabat” adalah sedih, pilu dan rasa kehilangan yang sangat mendalam.
c.       Amanat
Amanat yang dapat diambil dari puisi ini adalah jika kita kehilangan orang yang kita cintai dan kita sayangi kita harus mencoba untuk ikhlas dan selalu mendoakan yang terbaik untuknya.
d.      Diksi
Diksi yang digunakan dalam puisi ini adalah kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti sebagaimana anak-anak yang membacanya pun akan mengerti makna dari puisi tersebut. Seperti pada kata-kata  Untukmu, kuteteskan air mata ini  kata tersebut sudah bisa dipahami oleh anak bahwa penulis meneteskan airmatanya untuk sahabatnya yang telah pergi.
e.       Pengimajian
Pengimajian yang menonjol dari Puisi “ Air Mata Sahabat” ini adalah pengimajian atau citraan penglihatan dan perasa.
f.       Kata konkret
Kata konkret dalam puisi “ Air Mata Sahabat“ ini untuk melukiskan betapa besar kesedihan hati penulis saat ditinggal pergi sahabatnya untuk selama-lamanya.
g.      Bahasa Figuratif atau Majas
Pada puisi “Air Mata Sahabat” terdapat majas personifikasi yaitu majas yang membandingkan benda tidak bernyawa seolah melakukan hal seperti makhluk yang bernyawa, seperti pada kata Di tepi kesedihan menyebar
h.      Rima
Rima dapat menjadikan puisi lebih indah dan menjadiikan makna lebih kuat. Rima adalah pengulangan bunyi.
Asonansi
Asonansi yang paling menonjol pada puisi “Air Mata Sahabat“ adalah bunyi vokal a, u, dan i.
Aliterasi yang paling menonjol adalah bunyi konsonan  k, t, m dan n.
i.        Tipografi
      Tipografi pada puisi Air Mata Sahabat yaitu: ada delapan bait, tiap bait  terdapat empat  baris, dan satu baris ada empat sampai lima kata.

2.3 Analisis Drama Anak dengan Pendekatan Pragmatik
Pendekatan pragmatik adalah pendekatan yang memandang karya sastra sebagai sarana untuk menyampaikan tujuan tertentu kepada pembaca. Dalam hal ini tujuan tersebut dapat berupa tujuan politik, pendidikan, moral, agama maupun tujuan yang lain.
Dalam naskah drama anak yang berjudul “ Nasehat Seorang Sahabat” terdapat pendekatan pragmatik yaitu tujuan agama, moral, sosial dan pendidikan.
1.      Agama
Pendekatan agama pada drama tersebut adalah pada saat Irma dan Sandi datang ke rumah Yoga. Pada saat akan masuk ke rumah Yoga, Irma mengucapkan salam hal itu menandakan bahwa Irma beragama Islam.
Pendekatan pragmatik tujuan agama terdapat pada dialog:

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

2.      Moral
Moral yang terkandung dalam naskah drama berjudul “ Nasehat Seorang Sahabat“ adalah terdapat pada tokoh Irma yang memiliki moral yang baik karena dia sangat peduli dengan temannya.. Moral adalah baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, akhlak, budi pekerti, dan susila. Irama mengajak Sandi untuk menjenguk Yoga, ia ingin mengetahui keadaan Yoga karena tidak masuk sekolah tanpa ada keterangan atau surat izin. Irma juga menasehati teman Yoga yang bernama Ilham agar tidak lagi mengajak Yoga bermain hingga sampai lupa waktu belajar. Yoga memiliki moral yang kurang baik karena agak malas atau kurang giat dalam belajar, dia juga sering menggunakan waktu belajarnya untuk bermain.
Pendekatan pragmatik tujuan moral terdapat pada dialog:

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?

Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!

Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.

Yoga:
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

Irma:
Emang kamu abis darimana kok sampai molor?

Yoga:
Semalem aku abis main dari tumah temenku. Saking asyiknya sama mereka, aku lupa kalau udah jam 4 pagi. Abis itu aku pulang, dan jam 5 aku langsung tidur.

Sandi:
Kamu main ampe jam segitu?! Gila kamu, Ga. Harusnya kamu tu kan mikir kalau paginya kamu harus masuk sekolah. Gimana kamu nggak molor kalau tidurnya aja jam 5.

Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.

Tidak lama kemudian, Ilham (teman Yoga) datang. Assalamu'alaikum (suara Ilham tedengar didepan pintu).

Yoga:
Eh, kamu Ham,, ada apa?
Ilham:
Eh.. aku mau ngajak kamu main nih. Kamu nggak lagi ada acara kan?
Yoga:
Nggak ada, emang mau kemana sih?

Belum sempat Ilham menjawab, Irma pun lantas menyaut dan menasehati si Ilham supaya tidak suka mengajak Yoga main samapai larut.

Irma:
Ilham, kamu temannya Yoga, kan?
Ilham:
Ya iyalah, emang kenapa?
Irma:
Nah, kalau kamu tuh temannya Yoga yang baik, kamu mestinya punya rasa peduli sama dia. Lain kali kalau main itu jangan sampai pagi. Kalau kalian mainnya sampai pagi, alhasil keesokan harinya nggak masuk sekolah karena bangunya telat.

3.      Sosial
Hubungn sosial yang ada di dalam drama tersebut adalah hubungan pertemanan Yoga, Sandi dan Irma. Mereka saling menyayangi dan saling peduli antara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu dari mereka ada masalah maka mereka akan saling membantu dan jika salah satu dari mereka melakukan kesalahan maka mereka akan saling menasehati seperti yang dilakukan oleh Irma dan Sandi kepada Yoga yang bolos sekolah. Irma dan Sandi datang kerumah Yoga utuk mencari tahu penyebab Yoga tidak masuk sekolah tanpa surat izin. Dan setelah tahu bahwa penyebab Yoga tidak masuk sekolah karena dia kesiangan sebab lupa waktu ketika bermain, Irma mencoba untuk menasehati Yoga. Itu menunjukkan bahwa hubungan sosial antara tiga anak tersebut sangat baik. Tindakan Irma itu memiliki nilai sosial yang baik karena jika bantuanya dilakukan dengan ikhlas maka nilai sosialnya juga akan baik. tanpa mengharap sesuatu.
Pendekatan pragmatik tujuan sosial terdapat pada dialog:
Irma:
Kan tadi dia tidak masuk sekolah, dan dia juga nggak ada ngasih surat izin sama bu guru. Jadi, aku mau tahu dia tuh kenapa kok nggak masuk sekolah.
Sandi:
Oh gitu.. ya sudah, ayukk.

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?
Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!
Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.
Yoga
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

4.      Pendidikan
Proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dinamakan pendidikan. Dalam drama “ Nasehat Seorang Sahabat “ Irma menyadarkan Yoga bahwa belajar itu sangat penting, main boleh asalkan tidurnya tepat waktu agar tidak kesiangan. Pendidikan yang dapat dipetik adalah agar lebih giat lagi belajar dan tidk terlalu banyak bermain.
 Pendekatan pragmatik tujuan pendidikan terdapat pada dialog:
Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.



BAB III
PENUTUP
3.1  Simpulan
Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan pendekatan mimetik, cerpen anak yang berjudul “Anak Penjual Minyak” tanah cocok dibaca oleh anak-anak, karena dalam cerita penggambaran tokoh dan segala unsur-unsur intrinsiknya sesuai dengan kenyataan yang terjadi di kehidupan sehari-hari. Selain itu, cerpen ini juga bisa digunakan sebagai media mendidik anak. Utuk ketiga puisi anak juga cocok dibaca untuk anak-anak sebagai pendidikan agar anak mencintai lingkungan, mencintai dan dapat berterima kasih kepada gurunya, dan juga menyayangi sahabatnya. Sedangkan naskah dramanya juga cocok dibaca anak-anak karena memberikan pendidikan pada anak bahwa kita harus ingat waktu saat bermain dan bisa membagi waktu antara belajar dan bermain.

3.2  Saran
Sebaiknya dalam membuat memberikan bacaan anak baik itu cerpen nak, puisi anak maupun drama anak harus lebih diperhatikan lagi apakah sesuai untuk anak-anak atau tidak, agar tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan lagi saat anak-anak membacanya.
















DAFTAR PUSTAKA

·         http://tilulas.com/2013/04/16/puisi-anak/ (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 20)
·         http://www.kumpulan-puisi.com/poetry-detail.php?id=725 (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 27)
·         http://www.kumpulan-puisi.com/poetry-detail.php?id=735 (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11: 28)
·         http://contohskripdrama.blogspot.com/2014/06/contoh-drama-anak-sekolah.html (diunduh tanggal 16 Desember 2014 pukul 11:32)
·         http://indonesiaindonesia.com/f/33496-cerpen-anak-penjual-minyak-tanah/ (diunduh tanggal 28 Desember 2014 pukul 12: 04)


 




 

 

 

 

 

 





Lampiran

1.      Cerita Anak

Anak Penjual Minyak Tanah

Bu Cici menyiapkan jerigen kecil dekat pintu dapur. Persediaan minyak tanah sudah kian menipis. Biasanya si kembar Ferdi dan Andi yang membeli minyak ke warung Pak Tatang sambil berboncengan naik sepeda.

Pukul 12 siang, suara keduanya terdengar dari jauh. Mereka bersenda-gurau meskipun matahari menyengat di luar sana. Keringat membuat wajah keduanya basah. Tapi tak membuat mereka lemas.

Ferdi menyandarkan sepeda di tembok rumah kemudian menyusul Andi masuk ke dalam rumah. Dilihatnya sang ibu mengisi piring dengan nasi. Ferdi ingin cepat-cepat makan, tapi sebelumnya dia harus mengganti seragam sekolahnya.

Si kembar duduk mengelilingi meja makan. Masing-masing di hadapan mereka tersedia sepiring nasi, lauknya tempe goreng dilapisi tepung, dan masih hangat. Sang ibu membelai kepala mereka sebelum Ferdi dan Andi menyantap hidangan sederhana itu.

Ferdi dan Andi memang kelaparan. Apapun lauk yang dimasak ibu mereka selalu terasa nikmat. Memang lauk-pauk yang tersedia hanya telur dan tempe berganti-gantian. Mereka tahu tidak mungkin bisa makan ayam atau ikan. Sesekali saja. Itu jika ibu mereka punya uang lebih dari upah bekerja sebagai buruh cuci.

Ferdi yang lebih tua beberapa menit dari Andi selalu menabung uang jajan dari ibu. Padahal banyak sekali penjual makanan yang mangkal dekat sekolah. Siomay, cireng, es, bakso, dan permen. Seribu rupiah dari ibu disimpannya di bawah koran pelapis sekat lemari pakaiannya. Dalam sebuah amplop buatan sendiri.

Andi sesekali membelanjakan uang jajannya hingga tabungannya tak sebanyak Ferdi. Dia menyimpan sisa uang jajannya di bawah kasur. Dalam bungkusan plastik. Jumlahnya belum pernah dihitung.

Selesai makan, keduanya membawa piring kosong ke dapur. Ferdi dan Andi membagi tugas. Hari ini Ferdi yang menyabuni piring dan adiknya membilas sabun lalu mengeringkan. Tanpa bicara keduanya tahu harus melakukan yang mana.

Semua piring sudah bersih. Mereka berdua masih punya tugas lain yang harus dilakukan. Ferdi mengambil jerigen kosong lalu menyusul adiknya yang menunggu di dekat pagar di atas sepeda. Andi akan membonceng Ferdi menuju rumah Pak Tatang untuk membeli minyak tanah.

Letak rumah Pak Tatang jaraknya jauh dari rumah mereka. Ditempuh hampir 20 menit bersepeda dengan jalan menanjak dan banyak lubang. Tapi Ferdi dan Andi tetap ke sana walaupun tak pernah diberi uang jajan untuk membeli es lilin atau sirup oleh ibu.

Meski terik terasa semakin menyengat kulit. Mereka sampai juga di warung Pak Tatang yang juga sebagai pangkalan minyak tanah. Keduanya melihat antrian panjang orang-orang membawa jerigen seperti mereka. Pak Tatang dan Bu Tatang sibuk melayani para pembeli. Ferdi berharap mereka tidak kehabisan minyak tanah.

Mereka bergantian mengantri di barisan. Andi lebih dulu mengantri. Dia meletakkan jerigen di tanah. Keringat di wajah disekanya dengan punggung tangan kemudian diusapkan ke baju kausnya yang usang dan sudah tak terlihat lagi tulisannya.

Ferdi menepuk pundak Andi. "Aku mau cari bengkel. Ban belakangnya agak gembos." Ujar Ferdi.

Andi mengangguk. Dia melihat Ferdi pergi menjauh dari warung Pak Tatang. Ban yang dimaksud Ferdi memang perlu ditambah angin. Sepeda terasa lebih berat dan membuat kaki lebih cepat pegal.

Ferdi tahu ada bengkel motor sekitar 50 meter dari warung Pak Tatang. Sayang, ketika tiba di sana bengkel itu tutup. Dia tetap mencari tempat lain meskipun jaraknya agak jauh.

Dalam perjalanan Ferdi melihat seorang anak perempuan duduk di jalan seraya memegangi lutut yang berdarah. Mungkin jatuh dari sepeda, pikir Ferdi. Di samping anak itu ada sepeda yang rebah ke jalan.

Ferdi segera menghampiri dan menolong anak itu. Dilihatnya darah sudah berhenti tapi pasti lututnya masih sakit. Menurut cerita Anik, nama anak itu, dia tidak melihat lubang di tengah jalan lalu terjatuh karena hilang keseimbangan.

"Aku mau ke bengkel depan sana," ujar Ferdi lalu menunjuk ban belakangnya yang gembos. Dia melanjutkan, "Titip sepedamu dulu di sana. Setelah itu aku antar kamu pulang biar lukamu dibersihkan."

Anik setuju dengan usul Ferdi. Dengan dibantu teman barunya, dia bangkit kemudian membersihkan roknya yang kotor. Dia berjalan pincang sembari menuntun sepeda sejajar dengan Ferdi. Mereka berjalan pelan-pelan saja.

Angin sepeda Ferdi sudah ditambah. Dia meminta Anik duduk di boncengan dan berpegangan padanya. Sebelum mengayuh pedal dia bertanya, "Rumahmu dimana, Nik?"

Anik menyebutkan alamat rumahnya dan spontan membuat Ferdi heran. "Berarti dekat rumah Pak Tatang? Aku juga mau ke sana menjemput adikku."

"Pak Tatang itu bapakku, Fer." ujar Anik.

Ferdi manggut-manggut. Dia pun mengayuh pedal namun tidak akan mengebut.

Sesampainya di warung Pak Tatang, Ferdi tidak melihat antrian panjang seperti tadi. Ada sebuah tulisan "MINYAK TANAH HABIS!" di atas drum minyak tanah. Jerigen di depan Andi masih kosong. Ferdi lemas. Sering sekali mereka kehabisan minyak tanah. Harganya naik dan susah didapat.

Anik turun dari sepeda lalu menuju ke warung menemui ayahnya yang sedang melayani pembeli.

Ferdi menghela nafas. Mereka lagi-lagi pulang dengan tangan kosong. Diajaknya Andi naik ke sepeda. Dia yang akan membonceng adiknya sampai ke rumah.

"Ferdi! Sini!" panggil Anik dari warung.

Ferdi memandang adiknya lalu turun dan meminta Andi memegang sepeda. Dengan penuh kebingungan dia berjalan ke warung.

"Bawa jeringennya ke sini. Bapak mau ngasih minyak buat kamu." Ujar Anik.

Ferdi tersenyum bahagia. Dia memanggil Andi dan menunjuk jerigen supaya dibawa serta. Ferdi senang bukan main karena mendapatkan minyak tanah dan juga tidak perlu membayar sepeser pun. Itu sebagai balas budi Pak Tatang padanya.


2.      Puisi Anak

Guru Tercinta
Sapa hangat penuh senyum semangat
Kau tebarkan ilmu yang bermanfaat
Demi anak didik kau berikan nasehat
jasa mulia goncangkan akhirat
Nyanyian mentari terangi alam
Terangi mimpi bagai mentari
Masadepan bangsa telah kau perjuangkan
Korbankan waktu demi masa depan
Terimakasi aku ucapkan
Guru tercinta panutan alam
Jasa besarmu tak terlupakan
Ku kirimkan puisi untukmu pahlawan

Lingkungan

Pengarang: Vivi
Lingkungan
Kau tempat kami berpijak
Tempat kami menghirup udara segar
Dan menanam segala tanaman
Lingkungan
Kadang kau kotor layak tempat tak terurus
Sampah yang punahkan bersihmu
Kotoran punahkan indahmu
Polusi hitamkan langitmu
Akan tetapi...
Tanaman pancarkan kesegaran
Bunga pancarkan wangimu
Bagai kau tak tua
Bagai udaramu tak terhitamkan
Inginku mengubah semua
Menjadi seperti itu
Hijau, tentram
Udaramu terputih bagai tak bernoda
Sampahmu hilang
Kotoran tak mengganggu indahmu
Agar bumi terbebas dari ancaman
Dari ancaman kematian dibumi
karena adanya global warming

Air Mata Sahabat

Pengarang: Ratrya Khansa Amira
Di tepi kesedihan menyebar
Isak tangis mewarnai keadaan
Ucapan bela sungkawa menghadiri
Perpisahan terakhir untukmu...          
Untukmu, kuteteskan air mata ini
Awal dari perpisahan kita
Kau meninggalkan kami
Tanpa mengucap sepatah katapun
Kau diam seribu bahasa
Kami bertanya, tak ada sahutan
Hanya terlihat dirimu berwajah pucat
Darahmu mengalir sedikit demi sedikit
Akhirnya kau kehabisan darah
Dirimu t`lah tak berdaya lagi
Tak ada keceriaan di wajahmu
Hati nuranimu t`lah meninggalkan dunia
Semangatmu yang membara t`lah tiada
Kecantikanmu yang memukau kini hilang
Senyummu kini t`lah lenyap
Seketika kau tak bergerak di dunia ini
Oh, sahabat...
Mengapa kau meninggalkan dunia
Dunia masih mencintaimu
Tapi Tuhan t`lah memanggilmu

Semoga kau bahagia disana..
Itulah tempat peristirahatan terakhirmu..
Tuhan, berikanlah dia tempat terindah
Agar kami dapat bernapas lega
Aku sedih bukan mainnya
Tanpamu,hidup tak berarti
Namun, kau s`lalu di hatiku
Selamat jalan,sahabat...untuk selamanya.

3.      Drama  Anak
Nasehat Seorang Sahabat
Penokohan:
Irma                 : baik dan suka menasehati
Sandi               : baik dan peduli dengan teman
Yoga                : kurang giat dalam belajar
Nirmala           : baik (ibu Yoga)
Ilham               : suka bermain berlebihan

Siang itu sepulangnya Irma dari sekolah dia kemudian mengajak Sandi untuk berkunjung kerumah Yoga. Yoga tidak masuk sekolah, namun tidak ada surat izin sakit.

Dialog Drama

Irma:
Sandi, kita main kerumah Yoga yuuk!

Sandi:
Emang kamu mau ngapai kerumahnya si Yoga?

Irma:
Kan tadi dia tidak masuk sekolah, dan dia juga nggak ada ngasih surat izin sama bu guru. Jadi, aku mau tahu dia tuh kenapa kok nggak masuk sekolah.

Sandi:
Oh gitu.. ya sudah, ayukk.

Irma dan Sandi lantas bergegas kerumahnya Yoga untuk mencari tahu apakah temannya tersebut sakit atau kenapa.

Assalamu'alaikum... (suara Irma),, Wa'alikum Salam (Yoga menjawab salam Irma). Yoga kemudian menyuruh Irma dan Sandi untuk masuk rumah.

Yoga:
Eh.. kalian.. ada apa? kok tumben kamu kerumahku?

Irma:
Oya Ga, kenapa kamu tadi tidak masuk sekolah? kamu juga nggak buat surat izin, itu kan bolos namanya?!

Sandi:
Iya, Ga.. emang kamu kemana? aku pikir kamu lagi sakit, tapi ini aku lihat kamu juga baik-baik aja.

Yoga:
Oh.. maaf, aku emang nggak sakit kok. Aku tu tadi bangunnya molor, masak aku mau pergi sekolah orang bangunku aja sudah jam 9-an.

Irma:
Emang kamu abis darimana kok sampai molor?

Yoga:
Semalem aku abis main dari tumah temenku. Saking asyiknya sama mereka, aku lupa kalau udah jam 4 pagi. Abis itu aku pulang, dan jam 5 aku langsung tidur.

Sandi:
Kamu main ampe jam segitu?! Gila kamu, Ga. Harusnya kamu tu kan mikir kalau paginya kamu harus masuk sekolah. Gimana kamu nggak molor kalau tidurnya aja jam 5.

Irma:
Yoga, kamu lain kali nggak boleh kayak anak kecil. Ingat, kamu harus fokus sama pelajaran. Main sih boleh aja, tapi kamu kan harus tidur tepat waktu supaya nggak bangun kesiangan.

Tidak lama kemudian, Ilham (teman Yoga) datang. Assalamu'alaikum (suara Ilham tedengar didepan pintu).

Yoga:
Eh, kamu Ham,, ada apa?

Ilham:
Eh.. aku mau ngajak kamu main nih. Kamu nggak lagi ada acara kan?

Yoga:
Nggak ada, emang mau kemana sih?

Belum sempat Ilham menjawab, Irma pun lantas menyaut dan menasehati si Ilham supaya tidak suka mengajak Yoga main samapai larut.

Irma:
Ilham, kamu temannya Yoga, kan?

Ilham:
Ya iyalah, emang kenapa?

Irma:
Nah, kalau kamu tuh temannya Yoga yang baik, kamu mestinya punya rasa peduli sama dia. Lain kali kalau main itu jangan sampai pagi. Kalau kalian mainnya sampai pagi, alhasil keesokan harinya nggak masuk sekolah karena bangunya telat.

Ilham:
Bener juga sih kata kamu, tapi masalahnya kalau lagi main gitu kita nggak ingat waktu lagi, udah kebawa suasana.

Sandi:
Kebawa suasana sih boleh, tapi kan harus ada batasannya. Ingat, belajar itu penting untuk masa depan kamu kelak.

Ilham hanya bisa berdiam diri dan kemudian menganggukkan kepalanya. "Benar juga apa yang mereka bilang ini, gimana aku mau lulus dengan nilai bagus kalau belajar aja nggak konsisten" (bisik Ilham dalam hati).

Ilham:
Ok deh, makasih atas saran kalian. Setelah ini aku akan mencoba lebih care lagi dengan waktu belajarku.

Setelah hampir 15 menit ngobrol, kemudian mamanya Yoga datang (Nirmala). Nirmala merasa senang, karena teman-teman anaknya pada datang kerumah Yoga yang biasanya sepi.

Nirmala:
Eh.. kok pada ngumpul semua disini? tumben anak-anak.. tante senang deh kalau lihat rumah tante rame kayak gini.

Yoga:
Oh.. ini ma, Irma sama Sandi risau soalnya aku tadi nggak masuk kelas.

Irma/Sandi:
Iya tante, aku cuman mau mastiin kalau Yoga nggak kenapa-kenapa.

Nirmala:
Tadi pagi tante itu sudah bangunin dia, tapi dianya kelihatan capek banget. Ya tante jadinya nggak tega. Tapi, lain kali kalau dia main lagi sampai pagi, tante akan kasih dia hukuman, karena kalau dibiarin terus-terusan entar sekolahnya jadi nggak karuan.

Sandi:
Iya, bener itu tante.
Irma/Sandi:
Iya tante, aku cuman mau mastiin kalau Yoga nggak kenapa-kenapa.

Nirmala:
Tadi pagi tante itu sudah bangunin dia, tapi dianya kelihatan capek banget. Ya tante jadinya nggak tega. Tapi, lain kali kalau dia main lagi sampai pagi, tante akan kasih dia hukuman, karena kalau dibiarin terus-terusan entar sekolahnya jadi nggak karuan.


Sandi:
Iya, bener itu tante.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar